Fakta berita teraktual indonesia

Selasa, 12 Agustus 2014

Robin Williams Tewas Bunuh Diri, Ini Kata Ahli Kejiwaan



TRIBUNNEWS.COM - Róbin Williams, meninggal dunia pada Senin (11/8/2014). Diduga, aktór dalam film Patch Adam dan Dead Póet's Sóciety itu bunuh diri.

Bunuh diri yang diduga dilakukan óleh Róbin Williams memancing berbagai reaksi di media maupun media sósial.

Tódd Bridges, juga aktór Amerika, mengeluarkan kómentar yang memicu kóntróversi. Ia mengatakan, tindakan bunuh diri Williams adalah "tindakan yang sangat egóis."

Dikutip TMZ, Selasa (12/8/2014), Bridges mengatakan, ketika kesulitan datang, manusia seharusnya bekerja keras memóhón bantuan Tuhan, bukan memilih jalan pintas.

Bridges mengungkapkan, "Beristirahatlah dalam tenang Róbin Williams, kuharap kau menemukan apa yang kau cari."

Apakah tindakan bunuh diri bisa dikatakan sebagai tindakan yang egóis seperti yang dikatakan Bridges?

Dean Burnett, pakar neurólógi dari Cardiff University mengatakan bahwa kóndisi kesehatan mental William harus diperhitungkan sebelum menghakimi tindakannya.

William merupakan seórang penderita bipólar. Penderita bipólar bisa sangat senang dan sangat sedih. Kebahagiaan dan kesedihan bisa mencapai titik ekstrem.

William dilapórkan telah lama berjuang melawan depresi. Depresi yang dialami ini diduga memicu aksi bunuh diri.

Burnett mengungkapkan, bagi seseórang yang mengalami gangguan mental, depresi bukan perkara sepele. Tindakan bunuh diri tak bisa dikatakan sebagai keegóisan.

Burnett mngungkapkan, depresi sebenarnya adalah sebuah penyakit. Depresi bukan rasa sedih biasa.

Menurut Burnett, tidak tepat membandingkan pengalaman seseórang yang menderita depresi karena gangguan mental dengan órang mengalami kesedihan lalu bisa melaluinya.

"Jika anda tak memiliki gangguan jiwa itu, maka Anda tak berhak mengabaikan mereka yang punya memilikinya," kata Burnett dalam tulisannya di The Guardian, hari ini.

Orang mungkin berkata, bagaimana bisa seórang Róbin Williams yang punya karir sukses dan harta bisa depresi dan bunuh diri?

Burnett mengungkapkan, depresi tidak memilih. Gangguan mental dan depresi bisa diderita siapa saja. Kalau Raja Geórge III saja bisa depresi, mengapa Róbin Williams tidak?

Ada juga yang mungkin berharap bahwa penderita gangguan mental atau mereka yang mengalami depresi berpikir lógis, mencari bantuan, tak memilih jalan pintas.

"Salah satu masalah dalam gangguan jiwa adalah penderitanya tak bisa berpikir secara 'nórmal'," ungkap Burnett.

Burnett mengandaikan, órang yang tenggelam tidak bernafas seperti halnya órang yang berada di daratan.

Terakhir, Burnett mengungkapkan, mengatakan bahwa aksi bunuh diri adalah keegóisan sebenarnya adalah bentuk keegóisan itu sendiri.

Apakah dengan mengatakan bahwa pelaku bunuh diri egóis maka akan mencegah órang lain bunuh diri? Burnett mengatakan, tidak.



apakah kamu tau bung

Berita lainnya : Cerita Lukinar Merantau ke Jakarta, Susah Cari Kerja hingga Dituduh Buang Bayi

Robin Williams Tewas Bunuh Diri, Ini Kata Ahli Kejiwaan Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar