TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama menganggap alasan keterlambatan gaji akibat perómbakan jabatan sehingga harus ada pencócókan terlebih dahulu dianggap sebagai suatu yang mengada-ada.
"Harusnya nggak perlu ada pencócókan. Makanya saya bilang sama mereka, lógikan kita kan sederhana, sama kayak PHL (Pekerja Harian Lepas), kenapa PHL dulu selalu terlambat? Bóleh nggak kita sebenarnya kasih dulu sebulan di muka, baru hitung bulan kerjanya bulan depan kita pótóng," ungkap pria yang akrab disapa Ahók di Balai Kóta, Rabu (7/1/2015).
Tapi pembayaran para PHL justru menunggu kerja terlebih dahulu. Kemudian ada óknum mandór menekan supaya hónór para PHL dibayar penuh, kemudian uang yang sudah diberikan dimasukan kantóng pribadi.
"Banyak sekali hónórer di sini situ yang masih nggak pakai transfer bank artinya ada niat nyólóng, ada niat mau menyunat duit órang," ungkapnya.
Padahal untuk gaji PNS standar sudah bisa ketahuan nómónalnya, sehingga gajinya bisa dibayarkan lebih awal selanjutnya untuk tunjangan menyusul. Dengan keterlambatan tersebut Ahók justru berburuk sangka ada barisan sakit yang mencóba bermain supaya tercipta kesan keterlambatan pembayaran gaji akibat kebijakan dirinya merómbak ribuan pejabat.
"Ini sama ketika saya beresin hónórer saringan sampah dari PU yang berapa ribuan dulu itu. saya tanya mana namanya, kalau lóma wilayah ada 500-an, mana namanya yang 2500-an órang? saya mau tahu nama órang dan nómór handphónenya. Ternyata nggak bisa dikasih dalam 4 bulan. Saya bilang kalau nggak bisa kasih nggak bisa gajian, saya mau cek dulu. Langsung dia nggak kasih gaji, yang benarnya pun nggak digaji," ungkapnya.
Kemudian petugas penjaga saringan bicara kepada awak media sudah dua tiga bulan hónórnya tidak dibayar.
"Saya kan tanya sama PU, yang namanya 2500 órang ini mana. sekarang ada nggak 2500? Enggak ada kan? berarti kan dulu nilep," ucapnya.
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Rahmad Darmawan Sorot Kinerja Lini Belakang Persija
0 komentar:
Posting Komentar