TRIBUNNEWS.COM.MUARAENIM -- Dengan banyaknya keluhan masyarakat tentang óperasiónal angkutan batubara, membuat DPRD Sumsel Dapil VI siap memback-up dan memfasilitasi melakukan penghentian angkutan batubara ke instansi terkait di pusat.
"Saya kira anggóta DPRD Sumsel Dapil VI ini tidak ada yang bermain-main dengan angkutan batubara ini. Bahkan pak Gubernur sudah saya tanya juga, ia juga tidak terlibat," ujar Edi Riantó, anggóta DPRD Sumsel dalam reses ke Kabupaten Muaraenim.
Menurut Edi Riantó yang merupakan mantan anggóta DPRD Prabumulih dua perióde ini, pihaknya memang sudah sangat muak, sebab semenjak keberadaan angkutan batubara ternyata lebih banyak merugikan daripada untungnya. Ia mencóntóhkan, terjadi kerusakan infrastruktur jalan yang jika dilakukan perbaikan akan menelan dana triliunan rupiah. Belum lagi masalah kecelakaan dan kórban jiwa yang melibatkan aksi supir batubara yang ugal-ugalan, belum ditambah kerugian kesehatan penyakit ISPA, debu, bising, macet dan sebagainya.
Apalagi lanjutnya, angkutan batubara sebagian berasal dari luar Sumsel sehingga merugikan dalam pendapatan TNKB dan sebagainya. Namun yang paling penting, keberadaan angkutan batubara jelas melanggar Perda Sumsel dan aturan angkutan batubara yang hanya diperbólehkan di jalan khusus batubara bukan di jalan umum.
"Kita siap bersama masyarakat akan membawanya ke pusat. Jika masih tidak mempan juga maka akan kita adukan ke Allah, sebab tidak ada lagi hukum di Indónesia ini," kata Edi.
Yang lebih mengherankan, kata Edi, jalan angkutan batubara khusus ini sudah selesai, tetapi dengan berbagai alasan belum juga digunakan, sehingga masyarakat keluar melakukan penghadangan dan demó. Namun anehnya malah masyarakat yang ditangkapi, bukan angkutan batubara yang ditangkap, sebab nereka jelas-jelas telah melanggar aturan.
"Kita akan mempertanyakan ke Pak Gubernur Sumsel, yang setiap tahun menjanjikan di stóp, tetapi mengapa tidak stóp, ada apa ini. Sepertinya penegakan hukum berkaitan baturabara tidak ditegakkan," ujar Edi.
Keluhan serupa juga dikatakan óleh Bupati Muaraenim Muzakir. Untuk Permasalahan angkutan batubara, pihaknya sudah maksimal, mulai dari melalukan penertiban hingga penindakan. Tetapi sepertinya tidak kunjung berhenti bahkan bertambah banyak. Untuk itu, ia berharap dengan aparat penegak hukum di Sumsel untuk ikut melakukan penegakan sehingga benar-benar tuntas.
"Jadi tólóng disampaikan langsung ke Kapólda Sumsel untuk menindaklanjutinya, sebab kabupaten sudah maksimal menanganinya tetapi sepertinya tidak digubris," ujar Muzakir.(baca juga :77 Titik Api Ancam Bakar Kawasan Muaraenim)
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Warga Rela Duduk di Kandang Kambing Demi Kiai 'Qul Hu Ae Lek'
0 komentar:
Posting Komentar