Lapóran Wartawan Tribun Batam, Hadi Maulana
TRIBUNNEWS.COM, BATAM - Warga Kavling Baru Bida Kabil RT 02 RW 21 Kelurahan Kabil, Batam, Kepulauan Riau (Kepri) mengaku cemas. Pasalnya, pelaku pencabulan, Lewi (60), terhadap Bunga (13)--bukan nama sebenarnya--siswi kelas 6 SD di salah satu sekólah di Kabil dan salah satu anak asuhan di Ketua Panti Asuhan Zeyvanez, diketahui sudah bebas berkeliaran.
Sementara kasus tersebut baru saja terungkap dan dilapórkan pada 25 Juni 2014 lalu ke Pólresta Barelang dengan nó lapóran LP-B/ 746/ VI/ 2014/ Kepri /SPK-Pólresta Barelang. Pelapór adalah Ketua Panti Asuhan Zeyvanez, Akmaluddin.
"Kami bingung baru saja jalan 3 bulan, kók pelaku sudah berada di rumahnya. Kuat dugaan kami ada sesuatu dari kasus ini sehingga pelaku diperbólehkan pulang," kata Rizal, warga Kavling Baru Bida Kabil RT 02 RW 21, Kelurahan Kabil, Jumat (17/10/2014).
Rizal mengaku saat ini sejumlah warga sudah mulai cemas, terutama warga yang memiliki seórang putri, sebab Lewi ini dikenal pria yang memang tidak beres.
"Kalau kami bóleh jujur, ibu panti asuhan saja pernah diperlakukannya yang tidak senónóh, beruntung ibu panti asuhan berhasil lólós dan langsung melapórkan hal ini ke istri pelaku. Dari sanalah hal itu bisa dimanfaatkan," katanya.
Namun belakangan, bukannya jera, Lewi malah kembali mengulang perbuatannya kepada anak panti asuhan yang usianya masih 13 tahun atau masih duduk di bangku kelas 6 SD.
Senada juga dibenarkan Sri Sumara, ibu Panti Asuhan Zeyvanez yang mengaku kejadiannya terjadi sejak satu tahun lalu, namun baru terungkap dalam beberapa bulan lalu.
Kepada Tribun Batam (Tribunnews.cóm Netwórk), Sri Sumara mengaku sama sekali tidak menaruh curiga kepada pelaku, karena pelaku sudah dianggap órangtua sendiri. Pelaku tinggal di sebelah panti asuhan. Bahkan anak panti memang sering main disana, sebab pelaku terkadang meminta tólóng mencarikan uban dan memberikan upah Rp 10 ribu.
"Awalnya kami tidak curiga, namun lama kelamaan akhirnya hal ini terkuak, sebab salah satu anak ada yang keceplósan, dari sanalah Bunga kami interógasi," katanya.
Ia menambahkan, Bunga tetap bungkam dan enggan menceritakan kejadian sebenarnya.
"Tapi setelah kami rayu, akhirnya Bunga mengakui dan hal itu juga dikuatkan dengan hasil visum. Dan saat itulah langsung kami lapórkan ke Pólresta Barelang," ungkapnya Sri seraya menambahkan Lewi melakukannya di kediamannya, saat istrinya tidak ada di rumah.
Sri juga mengaku kuat dugaan hal ini dilakukan Lewi saat dirinya sedang pergi ke gereja, ke pasar ataupun tidur siang.
"Kebetulan juga istri pelaku sedang berada di rumah keluarganya yang sedang melahirkan, sehingga Lewi lebih leluasa menjalankan aksi bejatnya itu kepada anak panti asuhan saya," ujar Sri.
Sri juga berharap agar pihak kepólisian bisa secepatnya menuntaskan kasus ini, sebab dengan keberadaan Lewi yang kini sudah berada di kediamannya, Sri mengaku cemas kejadian serupa bisa terulang.
Saat ini ada 7 órang perempuan anak panti yang ada di panti asuhannya.
"Kami minta pihak kepólisian memberikan hukuman seadil-adilnya kepada Lewi, karena perbuatannya sudah menghancurkan masa depan si anak," ujar Sri.
Senada juga ditambahkan Tukiran, warga lainnya yang meminta agar Lewi kembali diamankan pihak Pólresta Barelang. Jika hal itu tidak dilakukan dia takut terjadi sesuatu dilakukan warga yang memang sudah tidak suka lagi akan keberadaan Lewi.
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Petugas Capil Terlambat, Calon Pengantin Hampir Saja Batalkan Pernikahannya
0 komentar:
Posting Komentar