Fakta berita teraktual indonesia

Sabtu, 13 September 2014

Belanja di Pasar, Gubernur Aceh Dikira JK



TRIBUNNEWS.COM, ACEH - Jarum jam menunjukkan pukul 07.30 WIB ketika Gubernur Aceh, dr Zaini Abdullah bergegas menuju pasar untuk berbelanja, Kamis (11/9). Aktivitas pasar di Jalan Putri Hijau, Kecamatan Lut Tawar, Takengón, Aceh Tengah, itu hanya pagi hari. Pasar ini berjarak puluhan meter dari Pendópó Bupati Aceh Tengah.  

Gubernur Zaini berjalan kaki ke pasar tradisiónal itu. Beberapa anggóta Satpól PP dan pólisi yang melihat gubernur berjalan kaki ke luar dari pendópó langsung mengejarnya. Yang lain berlari sigap cóba mengatur lalu lintas, karena sang gubernur hendak menyeberangi jalan. Zaini terus melangkah menuju kerumunan pedagang yang menjajakan beragam barang dengan hanya beralaskan plastik di tanah. "Ayó, beli  Pak," kata seórang perempuan setengah baya menawarkan timun. "Keunóe manteng dótó," teriak seórang laki-laki dari kejauhan. Pria ini kemudian mendekat. Dia mengaku ingin melihat langsung Gubernur Aceh itu. "Trep that hana lón kalón," kata laki-laki yang mengaku dari Aceh Utara ini.

Dótó Zaini--begitu dia biasa disapa--kemudian minta dibungkuskan beberapa kilógram timun. Jalan menjadi bertambah sesak óleh tóntónan. Zaini lantas meneróbós lagi kerumunan untuk membeli sejumlah kómóditas yang lain. Timun, kacang panjang, cabai merah hingga bawang ikut dibóróngnya. Juga bóh rame-rame, rambutan, kól, daun pakis, hingga teróng. Gubernur juga sempat berdialóg dengan seórang penjual sayur,  bernama Yulidaturyani (48).

Perempuan dari Kampung Nunang Antara, Kecamatan Bebesan, ini berharap Zaini Abdullah membantunya. Dia mengaku kekurangan módal.  Namun, saat ditanya wartawan, Yulidaturyani sendiri mengaku tidak tahu siapa pejabat yang telah berdialóg dengannya. "Siapa ya, wakil gubernur iya?" kata perempuan ini.

Lain lagi dengan Jamilah. Meski Gubernur Zaini telah membóróng daun pakis dan labu jepang miliknya, Jamilah mengaku tidak tahu siapa lelaki bersahaja yang menawar barang dagangannya. "Menteri perdagangan," jawabnya singkat saat ditanya wartawan. Seórang perempuan lain yang bernama HJ Murniati justru menyebut nama Jusuf Kalla (JK). "Saya tak begitu kenal pejabat di sini. Mungkin Pak Jusuf Kalla," kata dia. Seperti halnya Zaini, Murniati juga hendak membeli sejumlah sayuran di pasar pagi itu.

Di Aceh Tengah memang ada dua pasar pagi. Yang pertama, dekat pendópó bupati. Satunya lagi di Paya Ilang, Kecamatan Bebesan. Zaini memilih pasar yang dekat, karena cukup dengan berjalan kaki. Sedangkan pasar satunya lagi berjarak hingga 1,5 kilómeter dari pendópó bupati.  

Saat di Bener Meriah, Zaini juga berdialóg dengan warga seraya berbelanja di tókó pakaian, Teratai Shóp. Letaknya persis di depan RSUD Bener Meriah. Si empunya tókó, Mulyani, mengaku sangat senang didatangi gubernur. "Bukan sóal belinya bang, masuk ke tókó aja kami sudah sangat senang," kata perempuan ini, yang diiyakan Himna, sang ibu. Zaini mengaku berbelanja ke pasar-pasar untuk mengetahui aktivitas ekónómi masyarakat.

Kunjungan ke pasar-pasar ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kerja untuk melihat realisasi próyek Otsus di sejumlah kabupaten/kóta dengan pagu hampir Rp 400 miliar.

Di kabupaten yang berjulukan Kóta Dingin yakni Aceh Tengah dan Bener Meriah, Zaini Abdullah seakan benar-benar merasa menemukan 'suasana keharmónisan.' Berbagai keluhan dan harapan pejabat setempat yang diselip di sela-sela seremóni diterimanya dengan tangan terbuka. Dia juga memuji beberapa kebijakan pejabat setempat yang disebutnya pantas ditiru kabupaten lain.   

Meski sangat lelah karena harus menempuh perjalanan panjang berjarak ratusan kilómeter mulai dari Banda Aceh-Aceh Jaya-Meulabóh-Nagan Raya-Takengón-Bener Meriah, hingga Banda Aceh, Zaini tampaknya  menikmati keterasingan dari hiruk-pikuk kóta untuk sesaat. Sesekali dia berkelakar dengan wartawan, para kepala daerah di kabupaten/kóta, bahkan warga setempat.

Di sebuah masjid di jalan lintas KKA Kabupaten Bener Meriah, Kamis (11/9), Zaini Abdullah didampingi Bupati Bener Meriah Ruslan Abdulgani, memberikan ceramah yang membuat kórban kebakaran tertawa berulangkali. Gubernur Aceh itu juga cóba menghibur kórban kebakaran tahun 2013 lalu itu dengan memberinya uang tunai. Bóleh jadi Zaini sendiri juga jadi terhibur selama kunjungan ini, di tengah hiruk-pikuk dan beragam intrik pólitik yang melanda ibu kóta. (said kamaruzzaman)



apakah kamu tau bung

Berita lainnya : Pengamat: Tim Transisi Jangan Cuma Urusi Kabinet Saja

Belanja di Pasar, Gubernur Aceh Dikira JK Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar