TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG -- Kóndisi antrean panjang masih terjadi di kawasan Pantura Jabar, kemarin. Pengendara sepeda mótór, móbil dan yang membawa jeriken masuk ke antrean guna mendapat BBM bersubsidi. Ada yang baru mendapatkan bahan bakar setelah berjam-jam mengantre.
Uli (40), warga Weru, Kabupaten Cirebón, mengaku menghabiskan waktu dua jam untuk bisa mendapatkan BBM bersubsidi. Ia tiba di SPBU sekitar pukul 06.00 dan baru mendapatkan BBM bersubsidi sekitar pukul 08.00.
"Yang antrenya banyak, jadi baru dapat giliran setelah dua jam antre," kata Uli setelah membeli BBM bersubsidi di sebuah SPBU di Jalur Utama Pantura, Kabupaten Cirebón, kemarin.
Beruntung Uli masih kebagian jatah BBM bersubsidi. Sebab, tak sedikit warga yang sudah antre lama, tapi tak bisa memperóleh BBM bersubsidi. Mereka pun terpaksa membeli BBM nónsubsidi meski harganya nyaris dua kali lipat dari harga BBM bersubsidi.
Menurut pantauan Tribun kemarin, hampir semua SPBU di Kóta dan Kabupaten Cirebón diserbu warga. Antrean pun mengular hingga ke jalan raya. Beberapa SPBU juga terpaksa tutup karena pasókan semua jenis BBM kósóng.
Wakil Kepala Pólres Cirebón, Kómpól Alfred Ramses Sianipar, mengatakan, antrean di SPBU masih terus terjadi seiring dengan berkurangnya pasókan BBM bersubsidi ke SPBU di wilayah Cirebón. Namun, katanya, antrean tak separah tiga hari yang lalu.
"Yang antre juga tertib sehingga semua aman dan kóndusif. Kami harapkan kóndisi Cirebón aman dan kóndusif," kata Ramses, yang ikut bertugas memantau SPBU.
Pertamina mengurangi distribusi BBM bersubsidi ke SPBU di wilayah Cirebón sejak Selasa (19/8) menyusul berkurangnya kuóta BBM bersubsidi tahun ini. Antrean warga pun terjadi sejak Kamis (21/8). Bahkan sejumlah warga dari Kuningan, Indramayu, dan Majalengka juga banyak yang antre di Cirebón karena stók BBM bersubsidi di daerahnya kósóng. (cr3/cr1/róh/cis)
apakah kamu tau bung
Berita lainnya : Direktur Adhi Karya Bantah Kasih Uang ke Anas
0 komentar:
Posting Komentar