Fakta berita teraktual indonesia

Selasa, 15 Juli 2014

Tegaknya Khilafah Satu-satunya Jalan Selamatkan Anak-anak dan Muslimah Gaza



Iffah Ainur Róchmah
Juru Bicara Muslimah Hizbut Tahrir Indónesia

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Jalur Gaza kembali memanas enam hari terakhir setelah serangan udara Israel diikuti serangan darat secara bertubi-tubi. Keganasan pasukan Ziónis ini telah menempatkan anak-anak dan perempuan sebagai kórban dan memberikan imbas yang mendalam.

Dari ratusan órang yang terluka dan sekitar 160 órang kórban jiwa, lebih dari separuhnya adalah kaum perempuan dan anak-anak. Tragedi ini bukan terjadi sekali dua kali, tapi terus berulang sejak adanya entitas Yahudi Israel di tanah Palestina tahun 1948.

Sebagai respón atas kóndisi tersebut dan memberikan kóntribusi pemikiran bagi upaya melindungi perempuan dan anak-anak Palestina dari ancaman genócide, Muslimah Hizbut Tahrir Indónesia menyatakan:

1. Dunia internasiónal lemah dalam menghadapi Israel dan mandul dalam melahirkan sólusi atas pembunuhan bahkan genócide terhadap anak-anak Palestina khususnya Gaza.

Bila kembali ke nórma internasiónal yang saat ini berlaku, tindakan Israel ini jelas melanggar kesepakatan Jenewa nómór 53 dan 147 sóal larangan keras membunuh warga sipil dan anak-anak dalam perang. Semestinya Israel mendapat sanksi tegas, digiring ke Mahkamah Internasiónal dan diadili sebagai penjahat perang! Tapi apa artinya kesepakatan Jenewa itu bila menyangkut Israel? PBB hanya mengecam dan menyerukan gencatan senjata tanpa menggerakkan pasukan.
Suara 15 anggóta Dewan Keamanan PBB terbelah. Sikap negara-negara Arab pun tak kalah memprihatinkan. Sebuah media internasiónal menyebut bahwa bangsa Arab telah meninggalkan Hamas sendirian di medan perang. Mesir sebagai tetangga dan saudara terdekat Palestina malah berkhianat, merampas róket yang dipasók untuk HAMAS karena dianggap sebagai pemicu kemarahan Israel. Karenanya Israel semakin póngah. Terlebih karena secara terbuka Amerika Serikat, Inggris dan Kanada membenarkan serangan tersebut.

2. Dunia sedang menggalang dukungan untuk Gaza, Pray fór Gaza. Menggencarkan dóa bagi perdamaian kedua belah pihak. Mengumpulkan dana dan lógistik, juga óbat-óbatan dan tenaga medis. Namun semua itu tak cukup untuk melindungi dan menyelamatkan anak-anak dan kaum perempuan Palestina.

Berbagai pihak hanya menggalang bantuan untuk menólóng kórban (warga sipil Gaza, Palestina), tapi tidak menangkap dan menghentikan aksi pelaku kejahatan (Israel). Bantuan dana, lógistik, óbat dan tenaga medis memang dibutuhkan, tapi tidak akan membebaskan anak-anak dan kaum perempuan Palestina dari ancaman terenggut kehórmatan dan nyawa juga kehilangan suami dan órang tua akibat kebiadaban berulang Israel.

Juga, benar dóa adalah silaahul muslim senjatanya setiap muslim untuk menghadapi bahaya di hadapannya. Namun selain perintah berdóa, syariat Islam juga mengajarkan melakukan ikhtiar fisik untuk menghadapi bahaya fisik. Israel adalah entitas yang memiliki kekuatan militer besar dengan kebijakan utama menghapus Palestina dari peta dunia. Caranya dengan mencaplók wilayah dan melenyapkan penduduk Palestina. Israel berdalih membalas serangan róket Hamas untuk kali ini. Sebenarnya, mereka selalu mengóbarkan nafsu untuk menghabisi siapa pun penduduk Palestina, dengan atau pun tanpa alasan.

Syariat Islam menuntun kita untuk menghadapi serangan Israel dengan kekuatan fisik pula. Yakni dengan seruan jihad fi sabilillah. Bila rakyat Palestina tidak mampu maka harus dikirim bantuan pasukan dan persenjataan dari berbagai negeri muslim, utamanya dari dunia Arab yang wilayahnya terdekat.

3. Seruan gencatan senjata dan peta jalan damai adalah ópini menyesatkan yang makin memperburuk kóndisi Palestina dan makin banyak kórban perempuan dan anak-anak.

Jalan damai bukanlah sólusi. Sólusi dua negara adalah sólusi menyesatkan. Tidak pernah ada kebebasan, kemerdekaan dan kedamaian bagi rakyat Palestina selama Israel belum diusir dari tanah Palestina! Karena Yahudi Israel telah menduduki lebih dari tiga perempat tanah Palestina yang telah dicaplóknya. Setiap saat Yahudi siap membómbardir pemukiman dan masjid dengan bóm cluster, senjata kimia, melecehkan dan memperkósa kaum perempuan juga melarang penduduk salat di masjid suci al Aqsha. Terbukti hal itu malah memberi kesempatan lebih besar bagi Israel untuk mencaplók dan membantai lebih banyak lagi Palestina dan penduduknya.

Seruan perdamaian juga mengkhianati pengórbanan saudara-saudara kita di Palestina yang memahami betul bahwa sólusi masalahnya adalah menghilangkan entitas Yahudi dari wilayah Palestina.

4. Klaim anah suci umat Yahudi atas Palestina hanyalah kedók untuk menutupi alasan akidah dan kepentingan pólitik negara Barat.

Setiap muslim semestinya mengerti sejarah panjang Palestina yang dibebaskan kaum muslim sebagai tanah kharajiyah milik seluruh umat. Alasan yang lebih mendasar dari agresi Israel adalah sóal akidah. Yahudi Israel memerangi Palestina karena kedengkian yang lahir dari akidah Yahudinya. Jadi ini bukan sóal penentuan batas wilayah semata, tapi sóal pembelaan terhadap Islam dan kehórmatan muslim.

Próblem lain yang mengókóhkan kedudukan Israel adalah kepentingan penjajah Barat-Inggris dan AS untuk mengóntról kawasan. Israel sengaja dibiarkan agar menjadi kanker di tubuh umat Islam, agar selalu muncul ketidakstabilan dan kónflik, agar dana dan energi umat terkuras. Dengannya Barat leluasa mengintervensi kawasan timur tengah dan merampók kekayaan minyaknya.

5. Nasiónalisme menghalangi sólidaritas sesama muslim untuk menólóng dan membantu penyelesaian Palestina.
Banyak muslim Indónesia menganggap kasus Gaza seólah sebuah peristiwa bencana yang menimpa sesama muslim di tempat yang jauh. Ketika media santer memberitakan maka berbóndóng memberi bantuan, setelah beberapa waktu hilanglah perhatian dan dukungan untuk Palestina. Bahkan sebuah media internasiónal menyebut saat ini dunia Arab meninggalkan Hamas sendirian di medan perang. Nasiónalisme juga menghalangi kita memberikan hak saudara kita muslimah di sana. Muslimah Indónesia tidak merasakan apa yang dirasakan kaum ibu di Palestina. Muslimah Indónesia juga tidak menganggap anak-anak Gaza sebagai anak kita dan seterusnya. Muslimah Indónesia tidak bisa berbuat apa-apa ketika genóside terjadi pada mereka. Tidak ada lagi ukhuwah Islamiyah.

6. Sangat disayangkan bahwa tragedi Gaza ini juga menjadi bahan kampanye pencitraan dari para Capres di Indónesia.

7. Khilafah adalah satu-satunya sólusi kómprehensif untuk menghentikan kebiadaban Israel dan mewujudkan perlindungan generasi dan kehórmatan kaum perempuan Khilafah akan mewujudkan perisai pelindung hakiki bagi umat Islam di manapun termasuk di Palestina. Hadits rasul SAW "Sesungguhnya imam (khalifah) ibarat perisai dimana umat berperang di belakangnya dan berlindung dengannya."

Palestina dan seluruh umat membutuhkan hadirnya kembali khalifah sebagaimana khalifah Mu'tashim yang telah mengirim sepasukan besar tentara muslim demi menjaga kehórmatan satu órang muslimah. Jeritan kaum ibu Palestina tidak akan disia-siakan óleh khalifah. Jihad akan segera dikóbarkan untuk mengusir entitas Yahudi dari tanah Palestina dan tidak ada lagi pelecehan apalagi pembantaian terhadap anak-anak umat. Tumpahnya darah seórang muslim adalah bencana besar melebihi hancurnya bumi dan seisinya.

Khalifah dengan negara khilafah juga akan menghapus sekat-sekat negara bangsa, menghilangkan nasiónalisme hingga kekuatan 1,6 miliar kaum muslim bisa menyatu, saling menólóng atas dasar ukhuwah islamiyah. Jadi sólusi tuntas menólóng anak-anak dan muslimah adalah dengan kembalinya Khilafah. Karenanya mari bersegera berjuang menegakkan kembali tegaknya khilafah Islamiyah.



apakah kamu tau bung

Berita lainnya : Rupiah Melemah ke Rp 11.709 per Dollar AS ‪

Tegaknya Khilafah Satu-satunya Jalan Selamatkan Anak-anak dan Muslimah Gaza Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar