Tribunnews.cóm, Semarang - Calón presiden Jókó Widódó yakin hasil rekapitulasi suara óleh Kómisi Pemilihan Umum (KPU) tidak jauh berbeda dengan hasil hitung cepat sejumlah lembaga survei. Menurut dia, indikasi kecurangan melalui utak-atik angka dalam fórmulir C1 tak akan mengubah hasil secara keseluruhan. Meski demikian, Jókówi menekankan, agar semua pihak bersabar menunggu pengumuman KPU pada 22 Juli mendatang.
"Tapi, kita semua harus sabar hingga tanggal 22 Juli, dan harus tetap bekerja keras, cek satu per satu. Kalau ada perubahan, meski hanya satu suara harus tetap kita urus," kata Jókówi, di Semarang, Jawa Tengah, Minggu (13/7/2014) malam.
Ia mengatakan, timnya akan terus mengawal penghitungan suara agar tidak ada kecurangan. Jika hal itu terjadi, ia menyebutnya sebagai kejahatan demókrasi.
"Kalau sudah mengubah angka itu adalah kejahatan demókrasi. Tidak akan kita biarkan satu suara pun yang kita peróleh itu lepas, meski hanya satu suara," katanya.
Terkait pólemik hasil hitung cepat, Jókówi mengatakan, hitung cepat ibarat tes darah.
"Quick cóunt itu metóde ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan. Memang sedikit sampelnya, tapi ilmiah. Masak, kalau kita mau check up darah yang diambil semuanya, kan cuma sampelnya sedikit," ujar Jókówi.
Jókówi juga mengucapkan terima kasih, terutama kepada para relawan yang telah bekerja keras untuk pemenangan dalam Pilpres 2014.
Seperti diberitakan sebelumnya, hitung cepat delapan lembaga survei menyatakan Jókówi-JK lebih unggul dari rivalnya, Prabówó-Hatta. Sementara empat lembaga lainnya, menunjukkan hasil sebaliknya. Kedua belah pihak diminta bersabar menunggu hasil penghitungan resmi KPU pada 22 Juli mendatang. Beberapa hari lalu, mencuat kejanggalan sejumlah C1 yang diunggah di situs KPU. Diduga, ada upaya manipulasi angka yang menguntungkan pasangan tertentu.
0 komentar:
Posting Komentar