TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Ketua Umum GP Ansór, Nusrón Wahid, meminta para elite pólitik di kubu pasangan Prabówó-Hatta seharusnya menempatkan diri sebagai negarawan dengan sikap legówó dan sadar diri akan kónsekuensi sebuah kómpetisi.
Kalah atau menang dalam demókrasi itu biasa. Nusrón menyebut usulan meminta penundaan penetapan hasil pilpres kepada KPU hanya sebuah akróbat pólitik.
"Kalau kalah dan di luar pemerintah juga mulia dan terhórmat. Memberikan kritis dan kónstruktif. Rakyat juga membutuhkan itu. Kók kesannya tidak siap kalah. Almarhum Gus Dur pernah menyebut katanya tókóh yang paling ikhlas. Buktikan dan jangan kecewakan Gus Dur dóng," kata Nusrón di Jakarta, Minggu, (20/7/2014).
Sentilan Nusrón ini merujuk ucapan yang pernah disampaikan Gus Dur terhadap capres Prabówó Subiantó.
Menurut Nusrón, yang dipecat óleh Ketua Umum Partai Gólkar karena memilih mendukung Jókówi-JK, saat ini rakyat sudah mencapai anti klimaks dan kulminasi atas drama pólitik yang dilakukan elit pólitik.
"Karena itu menunda-nunda rekapitulasi suara óleh KPU dengan dalih apapun merupakan kesengajaan untuk membunuh demókrasi. Ulah elit pólitik ini lama-lama membuat rakyat kehilangan harapan, frustasi dan bisa marah. Lama-lama rakyat kehilangan kesabaran. Karena itu gak usah main-mainlah kepada rakyat," tegas Nusrón.
Nusrón mengingatkan seharusnya elit pólitik itu sensitif dan sadar akan kehendak mayóritas rakyat, tidak usah menggunakan dalih dan argumentasi yang tidak rasiónal, yang pada ujungnya hanya menunda-nuda dengan sengaja.
"Ujung-ujungnya minta ditunda, karena masih mau cóba bermain-main. Seharusnya sadar diri, bahwa zaman sudah berubah. Akróbasi pólitik itu sudah tidak dikehendaki rakyat," ujarnya.
Apalagi akróbat dengan menuntut pemilihan ulang di beberapa tempat yang tidak ada dasar UU-nya.
"Kalau mau menuntut pemungutan suara ulang, apakah sudah sesuai dengan UU. UU-nya tidak memperbólehkan tuh," ujarnya.
apakah kamu tau bung
Berita lainnya : SBY: Kawal Dan Sukseskan Babak Akhir Pemilu
0 komentar:
Posting Komentar