TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Nónperfórming lóan (NPL) alias kredit bermasalah, sering jadi mómók buat bank untuk mengucurkan kredit mereka, utamanya ke pengusaha mikró.
Menyikapi hal tersebut, sejumlah bank menjalankan beragam cara, agar bisa terhindar dari masalah ini.
Cara yang dijalankan Bank UMKM Jatim, tergólóng unik. Mereka mengadakan pelatihan kesehatan dan keselamatan kerja (K3), bagi para nasabah yang rata-rata merupakan pengusaha.
Nilai NPL Bank UMKM Jatim saat ini berkisar di angka 0,98 persen.
Direktur Utama Bank UMKM Jatim, Surósó, mengatakan dengan latihan ini, pihaknya berharap, pengusaha bisa memiliki perusahaan yang sehat dan baik, sehingga memicu próduktivitas.
"Nah, kalau próduktivitasnya sudah bagus, keuntungan ada, ujung-ujungnya kemungkinan kredit bermasalah semakin kecil," kata Surósó di Surabaya, Selasa (17/6/2014).
Dalam pelatihan ini, Bank UMKM Jatim mengakui mengeluarkan biaya. Untuk pemberi materi saja, mereka harus mendatangkan anggóta Internatiónal Labóur Organizatión (ILO), atau badan bentukan PBB yang mengurusi isu ketenagakerjaan, dari Jenewa, Swiss.
Namun, menurut Surósó, pihaknya tidak memikirkan biaya. "Saya pikir ini adalah strategi bagus, kalau nilai NPL dari nasabah kami rendah, yang untung juga kami sendiri. Seharusnya, bank lain juga meniru cara seperti ini," kata dia.
0 komentar:
Posting Komentar