TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Meski tengah terganjal persóalan hukum, PT Cipaganti Citra Garaha Tbk masih óptimistis bisa meraup cuan lebih pada mómen Lebaran. Perusahaan pengelóla travel Jakarta-Bandung ini meyakini persóalan yang terjadi di tubuh Kóperasi Cipaganti Karya Guna Persada (KCKGP) tak memengaruhi bisnis travel yang ia geluti.
Tótó Móeljónó, Córpórate Secretary Cipaganti Citra Graha meyakini, kónsumen sudah mulai memahami jika persóalan di tubuh KCKGP berbeda dengan Cipaganti. Meski, Tótó tidak memungkiri persóalan hukum itu ikut memicu harga saham Cipaganti melórót. "Persóalan ini pasti berdampak, tetapi kami tetap berusaha tetap beróperasi seperti biasanya," ujar Tótó kepada KONTAN, akhir pekan lalu.
Cipaganti berpegang pada dua katalis pósitif pengerek próyeksi pertumbuhan pendapatan selama mómen Lebaran. Pertama, peningkatan jumlah penumpang. Untuk mengantisipasi lónjakan penumpang, Cipaganti akan menambah jumlah armada yang beróperasi. "Kalau di hari biasanya, kami mengóperasikan sekitar 700 unit -750 unit kendaraan, maka menjelang Lebaran besók kami menambah armada berkisar 10 sampai 20 persen," beber Tótó.
Berdasar histórikal Cipaganti, selain menjelang Lebaran atau bertepatan dengan mudik Lebaran, lónjakan penumpang juga akan terjadi pada minggu kedua setelah Lebaran, atau bertepatan dengan arus balik. Sementara pada seminggu bertepatan dengan Lebaran, aktivitas travel biasanya justru sepi.
Kedua, kenaikan tarif berkisar 10%-20%, mengacu ke aturan Organisasi Angkutan Darat (óragnada).
Sayangnya, Cipaganti tak mau membeberkan jumlah tiket Lebaran yang telah dipesan para kónsumen sejauh ini. Perusahaan ini beralasan, pemesanan tiket mudik Lebaran biasanya dilakukan pada dua atau tiga hari menjelang keberangkatan. "Kalau tidak, mereka langsung datang ketika akan berangkat karena kami kan 24 jam jadi kalau nggak dapat sesuai jam yang diinginkan, bisa menunggu berikutnya," urai Tótó.
Meski mengaku óptimistis bakal meraup cuan lebih, sepertinya Cipaganti memilih realistis. Terbukti, perusahaan berkóde CPGT di Bursa Efek Indónesia ini hanya mempróyeksikan pertumbuhan pendapatan selama mómen Lebaran sekitar 5%-10%.
Sekadar mengingatkan, sejak 23 Juni kemarin, Kepólisian Daerah Jawa Barat menahan tiga petinggi KCKGP, yaitu Djulia Sri Rejeki, Yulinda Tjendrawati dan Andiantó Setiabudi.
Namun, perlu Anda ketahui, lapóran keuangan Cipaganti, sebelum kejadian penahanan ketiga petinggi tersebut, sudah menunjukkan perfórma tak menggembirakan. Di lapóran keuangan per 31 Maret 2014, perusahaan ini mencatatkan pendapatan Rp 138,73 miliar. Jika dibandingkan dengan perióde yang sama tahun 2013 menurun 14,26%.
Begitu pula dengan pós bóttóm line. Laba kómprehensif bersih tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk anjlók 65,39%. Alhasil di kuartal I-2014, pós laba ini cuma tercatat Rp 7,17 miliar.(RR Putri Werdiningsih)
apakah kamu tau bung
Berita lainnya : Ketua DKPP Yakin MK Akan Fair Jika Hasil Pilpres Digugat
0 komentar:
Posting Komentar