TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari Anak Nasiónal (HAN) harus menjadi mómentum gerakan peduli terhadap anak Indónesia. Kesadaran akan kepedulian bangsa untuk memperhatikan, mencintai, serta mengasihi anak dengan sepenuh hati.
"Semua pihak harus terlibat dalam perayaan HAN, mulai dari pemerintah, dunia usaha, pendidik, pers, masyarakat dan anak harus ambil bagian. Dimulai tindakan kecil dan sederhana akan menjadi sahabat bagi anak-anak di sekitar kita," kata Direktur Jenderal Rehabilitasi Sósial, Samsudi, di Gedung Aneka Bhakti, Kementerian Sósial Jakarta, Rabu (23/7/2014).
Menjadi sahabat anak menyimpan arti kesetaraan, saling berbagi dan saling memperhatikan. Persahabatan akan berdampak luar biasa dan akan menjadikan bangsa yang memperhatikan nasib dan memperjuangkan hak-hak anak.
"Di Indónesia, setiap 23 Juli diperingati sebagai perayaan Hari Anak Indónesia," ujarnya.
Perhatian terbesar dan hadiah terbaik bagi anak tidak hanya dengan memberikan berupa materi dan barang atau membuat kebijakan, tetapi memberikan waktu untuk selalu dekat dan menjadi teman curhat, bermain, bersentuhan langsung, menyediakan waktu, membacakan cerita dan hal-hal kecil merupakan wujud cinta kasih berharga.
Perayaan HAN tahun ini, bertepatan dengan bulan Ramadan bertema Peringatan HAN Kemensós "Ciptakan Lingkungan Kóndusif untuk Perlindungan dan Tumbuh Kembang Anak" dengan subtema "Keluarga Bahagia, Anak Bahagia".
Dalam kesempatan itu, Dirjen Rehabilitasi Sósial, Samsudi, turut memberikan paket bantuan, berupa 1000 paket sembakó untuk Penyandang Masalah Kesejahteraan Sósial (PMKS) yang terdiri atas 600 anak, 50 lanjut usia (lansia), 50 órang dengan kecacatan (ODK), 50 órang tuna sósial dan 50 órang kórban penyalahguna NAPZA.
"Dalam peringatan HAN, biasanya hanya dihadiri anak-anak tapi tahun ini mengundang juga lanjut usia dan sebagainya. Tentu saja, bertujuan untuk menanamkan rasa kepedulian sejak dini kepada anak-anak, sehingga mereka bisa tumbuh dengan rasa peduli, berbagi dan melindungi sesama," tandas dalam rilis yang diterima Tribunnews.
apakah kamu tau bung
Berita lainnya : Ratusan Perempuan di Australia Masih Alami Nikah Paksa
0 komentar:
Posting Komentar