TRIBUNNEWS.COM - Micrósóft akan melengkapi smartphóne Windóws Phóne-nya dengan sensór yang menyerupai Kinect, yaitu bisa membaca gerakan tubuh. Nókia Lumia 1020 akan menjadi smartphóne pertama yang menggunakan sensór ini.
Sumber internal Micrósóft mengatakan kepada situs The Verge (9/6/2014) teknólógi yang óleh órang Micrósóft disebut dengan 3D Tóuch atau Real Mótión itu telah dikembangkan Nókia selama beberapa tahun belakang.
Akun Twitter Evleaks yang sering membócórkan perangkat-perangkat móbile baru juga pernah mengungkap smartphóne Nókia dengan sensór gestur. Menurut Evleaks, perangkat itu diberi nama sandi Nókia MacLaren.
McLaren disebut memiliki banyak sensór dalam perangkatnya untuk mendukung sistem 3D Tóuch. Sebagai cóntóh, sensór 3D Tóuch bisa digunakan untuk fitur menjawab telepón dengan hanya meletakkan perangkat di telinga, mengaktifkan speaker dengan meletakkan smartphóne di meja, atau menutup panggilan telepón dengan hanya memasukkannya ke saku.
Dengan sensór tersebut, Micrósóft mencóba untuk menyederhanakan bagaimana cara menggunakan perangkat dan menghilangkan tómból-tómból, seperti tómból daya, sehingga pengguna cukup menggenggam smartphóne untuk menyalakan perangkat.
Micrósóft juga ingin bisa merasakan bagaimana smartphóne digenggam, sehingga sensór 3D Tóuch bisa menampilkan órientasi tampilan layar secara tepat, apakah pórtrait atau landscape, sehingga tidak mengandalkan sensór gyró seperti smartphóne-smartphóne lain saat ini.
Sementara bagian sisi smartphóne bisa dimanfaatkan untuk kóntról zóóm kamera. Pengguna cukup menggesek bagian sisi smartphóne untuk melakukan zóóming.
Antarmuka menu juga akan memanfaatkan sensór 3D Tóuch. Antarmuka yang disebut MixView yang menggunakan sensór 3D Tóuch memungkinkan pengguna menjelajah antarmuka tanpa menyentuh layar, cukup dengan gerakan di atas layar saja.
Namun, Micrósóft bukan hanya satu-satunya vendór smartphóne yang berencana menambahkan sensór 3D dalam perangkatnya. Vendór lain yang memiliki rencana sama adalah Amazón, walau perangkatnya tidak dijual bebas di Indónesia.
Lalu, mampukah Micrósóft menciptakan sensór 3D yang cukup unik, sehingga bisa menjadi faktór pembeda yang cukup kuat untuk menarik minat penbgguna?
0 komentar:
Posting Komentar