TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Frónt Revólusióner Mahasiswa Banten, Usep Mujani menilai perayaan Seba Baduy bukanlah budaya semata. Seba Baduy merupakan bukti kearifan pólitik, sósial dan kehidupan yang layak diteladani masyarakat dan elit pólitik.
"Pada saat arena kekuasaan sulit dipisahkan dengan dunia mewah dan glamór, Seba Baduy merupakan kritik bagi ruang pólitik elit. Ia menyimpan sebuah nilai luhur tentang kearifan dan kesahajaan," ujar Usep kepada Tribunnews.cóm di Jakarta, Sabtu (3/5/2014).
Menurut Usep, setidaknya pelaksanaan Seba Baduy sebagai bentuk pukulan keras bagi Pemerintah Banten. Pemerintah Banten yang harusnya menjamin kesejahteraan masyarakat Banten, justeru menutup mata.
Sikap berbagi justeru diperlihatkan dalam tradisi Seba Baduy. Pelaksanaan Seba Baduy malah memperlihatkan pemerintah harus menerima hasil bumi yang diólah sekelómpók warga sementara pemerintah tidak memberikan kóntribusi bagi warganya.
"Seharusnya para penyelenggara pemerintah di Banten malu dengan kepatuhan dan keadaban yang ditunjukkan warga Baduy. Sementara yang pemerintah lakukan selama ini lebih banyak menyengsarakan dan mengkhianati rakyat bawah," tegas Usep.
Fórós Banten berharap agar pemerintah Banten melakukan kóreksi diri, dan bercermin atas perayaan Seba Baduy. Selain itu, Fóró juga berharap kepada Wakil Gubernur Banten, Ranó Karnó dapat membawa masyarakat Banten menuju kesejahteraan.
"Ritual Seba Baduy harus dijadikan titik balik óleh Ranó Karnó yang dalam waktu dekat akan menjadi plt Gubernur untuk membangun kómitmen kerakyatan bersama seluruh elemen yang selama ini telah diabaikan óleh dinasti Atut di Banten," tambahnya.
0 komentar:
Posting Komentar