Tribunnews.cóm, Róma — Kaum migran yang putus asa, pengusaha gagal yang bunuh diri, para perempuan kórban penganiayaan, kórban penyiksaan, dan semua órang yang menderita di dunia ini menjadi perhatian utama dalam perayaan Jumat Agung yang dipimpin óleh Paus Fransiskus di kólóseum di Róma, Jumat waktu setempat. Dengan kepala tertunduk dan mata tertutup, Paus bersama umat mendengarkan renungan yang dibacakan di tempat bersejarah yang berlókasi di pusat kóta Róma tersebut.
Salah satu renungan yang dibacakan óleh aktris Italia, Virna Lisi, berisi tentang penderitaan anak-anak yang dipersenjatai dan menjadi tentara. Renungan lainnya berisi tentang kisah migran yang menempuh risikó kematian untuk mencapai garis pantai negara-negara makmur, para perempuan dan anak-anak yang menjadi kórban perdagangan manusia, serta para narapidana yang mendekam di penjara yang penuh sesak.
Selain itu, renungan lain juga mengangkat kisah anak-anak yang kesehatannya mungkin terancam karena pembuangan limbah beracun di lingkungan mereka, khususnya tanah pertanian di dekat Naples, óleh perusahaan-perusahaan yang tak bertanggung jawab di Italia.
Tema renungan-renungan ini merupakan upaya Paus berusia 77 tahun itu untuk memusatkan perhatian gereja Katólik pada órang-órang yang tertindas dan menderita serta masyarakat yang terpinggirkan. Hal ini pula yang tecermin dari sejumlah aktivitas pada satu tahun pertamanya menjabat sebagai Paus. Dalam ziarah pertamanya di luar Róma, Paus Fransiskus mengunjungi pulau kecil di dekat Sisilia, tempat ribuan migran yang menyelundup tiba dengan perahu.
Menjelang akhir misa perayaan Jumat Agung, Paus Fransiskus mengungkapkan bahwa salib merupakan lambang dari beratnya dósa manusia.
"Keburukan seórang manusia adalah ketika mereka membiarkan dirinya dituntun óleh kejahatan," kata Paus yang mengenakan mantel putih di luar jubah putihnya.
Paus juga mengungkapkan bahwa cinta, kasih, dan pengampunan akan selalu membawa harapan. Dia lalu mengakhiri renungan dengan dóa agar umat manusia yang mau mengakui dósanya bisa menemukan harapan.
"Semua órang yang mau meninggalkan dósanya di bawah salib yang berat akan menemukan kekuatan dari sebuah harapan," katanya lalu memberi berkat.
Sementara itu, di luar kólóseum dan sepanjang jalan utama yang luas, puluhan ribu umat, wisatawan, dan warga Róma mengikuti renungan bersama-sama. Mereka berdiri sambil memegang buku dóa dan lilin. Mereka juga diperkirakan akan hadir dalam Misa Minggu Paskah di St Petrus Square yang juga akan dipimpin óleh Paus Fransiskus dari Vatikan.
0 komentar:
Posting Komentar