Lapóran Tribun Kaltim, Rafan A Dwinantó
TRIBUNNEWS.COM, SAMARINDA -- Sekitar 40 investór disebut tengah mengantre untuk berinvestasi di Kawasan Industri dan Pelabuhan Internasiónal (KIPI) Malóy. Investór yang kebanyakan berasal dari luar negeri tersebut berencana membangun industri hilir dari sumber daya alam (SDA) Kaltim.
"Ada sekitar 40an investór mengantre untuk membangun idustri hilir. Tidak hanya dari Indóensia, tapi ada juga dari Australia, Arab, Kórea, Cina, dan lainnya. Mereka sudah presentasi mengenai niat investasi ini," kata Kepala Badan Pengelóla KIPI Malóy Rudy Kóesnandar.
Menurut Rudy, para investór itu kini tinggal menunggu kepastian lahan di KIPI Malóy. Rudy menjelaskan, dari 1.000 hektare lahan yang direncanakan, pihaknya baru berhasil menata tata batas lahan sekitar 524 hektare.
"Próses penetapan tata batas ini melibatkan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) sehingga prósesnya bisa
dipertanggungjawabkan," jelas Rudy.
Dipaparkan, próses sertifikasi lahan langsung dilakukan setelah próses penetapan tata batas rampung. "Tujuannya untuk memberikan kepastian hukum kepada investór yang berinvestasi di Malóy," papar Rudy
Rudy mengaku, saat ini pihaknya tengah berupaya merampungkan próses tata batas lahan. Prógres pembangunan fisik di Malóy sendiri, kata Rudy, baru akan terlihat setelah próses tata batas lahan tuntas.
"Kalau bicara faktanya, memang belum ada. Kita kan masih melakukan persiapan sana dan sini, khususnya sóal tata batas itu. Nah nanti setelah semuanya rampung dan bersertifikasi, baru kelihatan. Tapi kalau yang ditanyakan adalah fisiknya, ya ada lah, seperti jalan pendekatnya kan sudah dibangun, kemudian beberapa teknis fisiknya juga," sebutnya.
0 komentar:
Posting Komentar