TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Peneliti Pólitik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indónesia (LIPI), Siti Zuhró, mempróyeksikan menjelang Pemilihan Presiden 2014 partai-partai akan membentuk kóalisi, dan kóalisi itu akan dipelópóri óleh partai yang menduduki rangking tiga besar pemilihan pada April nanti.
Ditemui usai kónfrensi pers hasil survei nasiónal Indó Barómeter "Efek Jókówi dan Kinerja Parpól Tiga Bulan Jelang Pemilihan Legislatif," di Hótel Harris Tebet, Jakarta Selatan, Kamis (09/01/2013), Siti Zuhró menilai dua partai yang kemungkinan besar lólós dalam tiga besar adalah Partai Demókrasi Indónesia Perjuangan (PDIP) dan Partai Gólkar.
"Kóalisi pasti dimulai dari partai yang menjadi tiga besar pemenang pemilu yakni PDI P, Gólkar, dan kalau Gerindra menusuk menjadi tiga besar akan terbentuk satu kóalisi lagi, minimal tiga-empat kóalisi," ujarnya.
Siti Zuhró mengatakan kedekatan PDIP dengan Partai NasDem sudah bisa dibaca sejak lama. Pasalnya dua partai itu memiliki keterkaitan dan kesamaan dasar pemikiran.
"Sebenarnya kalau tidak pecah Megawati dan Prabówó, sebenarnya PDIP dan Gerindra itu cócók," terangnya.
Sóal Partai Demókrat Siti mengaku masih sulit mengandaikan. Ia menganggap Partai Demókrat masih memiliki keinginan dengan sisa-sisa ketenarannya, namun sayangnya hingga kini elektabilitas partai tersebut tidak kunjung membaik.
"Demókrat itu tidak percaya diri dengan membentuk kónvensi yang terdiri dari menteri, dubes dan tókóh nasiónal. Secara internal belum selesai masalahnya. Kóndisi demókrat sangat berat," jelasnya.
Selanjutnya menurut Siti Partai Gólkar terlihat tertarik untuk menjalin kóalisi dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Sedangkan Partai Hanura juga tampak tengah membangun kóalisinya sendiri.
Untuk Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Siti mengaku masih sulit untuk mepróyeksikannya, karena partai tersebut elektabilitasnya tengah turun drastis akibat kasus yang menimpa mantan presiden PKS Lutfi Hasan Ishaaq, namun masih memiliki kader yang setia.
"Diakui PKS memiliki pemilih tradisiónal yang memilih karena partainya. Hal itu tercermin dari Pemira yang dilakukannya," kata Siti.
0 komentar:
Posting Komentar