Kepolisian Federal Australia (AFP) membantah telah menyita komputer dan telepon milik kerabat menteri keuangan dan sumber daya Timor Leste saat berkunjung ke Darwin, sementara penyitaan itu diduga bermotif politik terkait upaya pembatalan kerjasama energi Australia dan Timor Leste sebagai buntut dari aksi spionase.
Pejabat AFP mendakwa Palmera Pires dengan dugaan mencoba membawa uang tunai lebih dari AUD$ 20 ribu atau sekitar Rp 200 juta dibagasinya tanpa melapor di Bandara Darwin pada Jumat (13/12/2013).
Pires merupakan saudara dari Menteri Keuangan Emilia Pires dan Menteri Sumber Daya Alfredo Pires.
Palmera Pires juga menjabat sebagai Badan Pembangunan Timor Leste.
Dia melakukan perjalan bersama anak perempuannya berumur 12 tahun, ibunya dan seorang asisten.
Bea Cukai Australia menghentikan dan memberikan denda kepada Pires sebesar AUD$ 850, sekitar hampir Rp 900 ribu karena pelanggaran tidak melaporkan bawaan uang tunai itu.
Pires sendiri telah menunjukkan beberapa kuitansi kepada ABC untuk mendukung klaim bahwa beberapa ponsel, kartu sim dan memori disita sebagai upaya dari apa yang disebut sambil "menunggu penyelidikan".
Pires mengungkapkan kalau petugas AFP dan Bea Cukai tidak menjelaskan kenapa barang barang elektronik miliknya disita.
"Mereka memang punya hak dan kami tidak ingin tahu alasannya mengapa mereka terus mengatakan itu. Mereka punya hak melakukan apapun," ungkap Pires.
AFP dan Bea Cukai sendiri sudah mengakui telah memeriksa tiga orang di bandara, namun membantah telah menyita barang bawaan.
"AFP tidak menyita sejumlah uang dan barang dalam kaitannya dengan masalah ini," terang Juru Bicara AFP.
Dugaan Politis
Palmera Pires meyakini kalau peristiwa yang terjadi di Darwin dilandasi motif politis.
"Saya berpikir bahwa satu-satunya kejahatan saya adalah untuk memiliki saudara dan saudari yang menjadi menteri dan mereka berjuang apa yang menjadi hak Timor Leste," tuturnya.
Pires mengaku trauma atas peristwa yang dialaminya.
"Semalam kamu tidur di ruang tamu karena ketakutan, kami menduga kalau seseorang bakal datang ke sini," ungkap Pires.
Insiden di bandara itu menyusul upaya Timor Leste yang mencoba membatalkan perjanjian minyak dan gas senilai AUD$ 40 miliar yang telah ditandatangani dengan Australia di Den Haag setelah munculnya tuduhan aksi spionase Australia.
0 komentar:
Posting Komentar