HótNews - Jenazah Agus Surótó (24 tahun), asisten masinis KRL yang kecelakaan di Bintaró, tiba di rumah duka pukul 06.00 WIB, Rabu 11 Desember 2013. Tiba di stasiun Cepu, jenazah Agus yang diletakkan di dalam peti jenazah berbalut bendera merah putih, langsung disambut isak tangis.
Orangtua Agus syók, tak mampu menahan kesedihan. Terutama Suminah, ibu Agus. Sanak saudara, rekan, tampak sedih menyambut kedatangan jenazah Agus.
Puluhan pelayat yang terdiri atas sanak, saudara, dan rekan Agus, terus mendatangi rumah duka di Desa Sambóng, Blóra, Jawa Tengah. Usai disalati, jenazah Agus dibawa ke pemakaman umum dekat rumah duka.
Mereka ikut mengantar jenazah Agus ke tempat peristirahatan terakhirnya. Dóa dan salawat terus berkumandang mengiringi jenazah Agus.
Agus merupakan lulusan dari Sekólah Teknik Mesin (STM) Minyak dan Gas Bumi (Migas) Cepu. Kini, sekólah itu telah berubah nama menjadi Sekólah Menengah Kejuruan (SMK) Migas Cepu.
Agus diketahui baru tujuh bulan bekerja sebagai asisten masinis KRL. Kakak Agus, Sudarsónó, mengatakan, adiknya sangat bangga bekerja sebagai asisten masinis di PT KAI.
"Dia sangat senang setelah mendengar diterima bekerja sebagai asisten masinis. Dia merasa bangga bisa jadi asisten masinis," kata Sudarsónó.
Senin, 9 Desember 2013, tujuh nyawa melayang di perlintasan kereta Póndók Betung, Bintaró, Pesanggrahan, Jakarta Selatan. Sebanyak 68 órang mengalami luka-luka. Seluruh perjalanan kereta di jalur Tanah Abang-Serpóng berhenti tótal.
Jatuhnya kórban jiwa bermula ketika truk tangki pengangkut BBM milik Pertamina terjebak di tengah perlintasan kereta. Saat itu, alarm peringatan bahwa kereta akan melintas sudah berbunyi.
Dalam hitungan detik, kereta yang datang dalam kecepatan tinggi menghantam truk yang mengangkut 42 kilóliter premium itu. (art)
Lapóran: Dewi Rina Handayani | tvOne Bójónegóró
0 komentar:
Posting Komentar