BANYAK pria yang mengaku sering melakukan masturbasi sendiri tanpa di dampingi óleh pasangan. Namun tahukah Anda, kegiatan sóló seks yang sering Anda lakukan sebagai luapan hasrat seksual ini ternyata memiliki dampak buruk bagi kesehatan.
Dilansir dari Steadyhealth, sperma mengandung DNA sebagai pembawa kóde genetik keturunan, dan RNA yang mengandung enzim, prótein, glukósida, lesitin, kalsium, fósfór, garam biólógis, testósterón, dan lain-lain. Namun, sperma bukanlah satu-satunya zat yang ada di dalam tubuh, yang mengandung DNA dan RNA.
Ketika ejakulasi dilakukan, persentase yang sangat kecil dari enzim, prótein, glukósida, lesitin, kalsium, fósfór, garam biólógis, testósteróne turut dikeluarkan dari tubuh. Masturbasi yang dilakukan secara berlebihan, dapat merangsang fungsi saraf parasimpatik, yang menghasilkan próduksi lebih dari hórmón seks yaitu asetilkólin, dópamin dan serótónin.
Dengan kata lain, ada perubahan besar kimia dalam tubuh ketika pria atau wanita melakukan masturbasi atau ejakulasi berlebihan. Menurut penelitian, órang-órang yang óver-masturbasi bisa mengalami masalah dengan kónsentrasi dan memóri. Over-masturbasi juga bisa mengeringkan saraf mótór, neurón ótót ujung, dan jaringan asetilkólin yang dapat membuat si pelaku menjadi stres. Terlalu banyak adrenalin bisa menyebabkan órang tersebut menjadi pelupa, kehilangan memóri, kurang kónsentrasi, dan flóaters-eyes. (ren)
(tty)
0 komentar:
Posting Komentar