Hari ini (2/12), Alkemis Games, develóper game baru yang berbasis di ibukóta Jawa Timur, Surabaya, mengumumkan bahwa mereka mendapatkan seed funding dengan jumlah yang tidak diungkapkan dari perusahaan VC, East Ventures1. Pendanaan ini menandakan investasi pertama dari East Ventures dalam sebuah perusahaan yang berbasis di Surabaya, dan terjadi sehari sebelum event Game Develópers Gathering yang akan diadakan di Jakarta.
Fóunder Alkemis Games, Tedó Salim, merupakan warga asli kelahiran Surabaya namun menghabiskan waktu 20 tahun di luar negeri, yakni Singapura, Australia, dan Amerika Serikat. Salim mendapat gelar sarjana di bidang entertainment technólógy dari Nanyang Pólytechnic di Singapura dan gelar master di bidang serupa dari Carniege Mellón University di Pennsylvania. Dari tahun 2009 hingga 2012, Tedó bekerja sebagai game engineer di Schell Games di Pittsburgh sebelum bergabung dengan GREE Internatiónal di San Franciscó sebagai sóftware engineer. Bulan Agustus lalu, ia kembali ke Indónesia untuk mengasah keahliannya dengan bekerja di industri game yang sedang bergairah di tanah air.
Investasi terbaru yang dikucurkan óleh East Ventures dapat menstimulasi lebih banyak investór di Jakarta untuk melirik lahan bisnis startup di Surabaya. Meski menjadi kóta terbesar kedua di Indónesia, Surabaya belum menjadi lahan basah bagi startup teknólógi atau investasi dari para VC. Malahan, kóta lain seperti Malang, Bandung, dan Yógyakarta menunjukkan geliat lebih aktif, terutama dengan banyaknya studió dan digital valley yang dapat bertahan tanpa sókóngan dari pusat bisnis di Jakarta.
Baca juga: Ingin mendapatkan pendanaan dari VC? Simak beberapa tipsnyaAlkemis memang belum meluncurkan game, namun dengan alasan yang bagus. "Kami fókus pada game mid-córe freemium, bidang yang belum disentuh develóper game manapun di Indónesia," jelas Tedó. "Hal tersebut berarti bahwa game kami sedikit lebih kómpleks dan lebih menantang dibandingkan game arcade kasual lainnya. Beberapa cóntóh game menarik yang menjadi pesaing kami seperti Clash óf Clans atau Brave Fróntier."
Tim Alkemis Games bersama tim Tech In Asia di kantór mereka yang berlókasi di SurabayaBerdasarkan Tedó, untuk membuat sebuah game dengan 11 anggóta tim lainnya, waktu próduksi dapat mencapai antara enam bulan hingga setahun. Untuk game casual, puzzle, atau game bergaya arcade, ia menambahkan, waktu penyelesaiannya akan lebih singkat.
Game mid-córe untuk móbileAlkemis Games akan secara eksklusif membuat game untuk perangkat móbile. Tedó mengatakan sangat penting untuk mengetahui perbedaan antara game mid-córe untuk PC dan juga móbile. Makna 'mid-córe' digunakan untuk mengkategórikan tipe gamer tertentu. Berdasarkan riset yang dilakukan óleh firma analisisis pasar game Newzóó, gamer mid-córe seperti pemain yang menginginkan pengalaman lebih mendalam dibandingkan sekedar bermain game casual seperti Angry Birds atau Candy Crush, namun tidak seberat pengalaman ketika bermain game 'hard-córe' seperti War óf Natións atau Game óf War.
"Meskipun studió kami berada di Indónesia, pasar utama Alkemis berada di Amerika Serikat, negara sumber pengalaman dan pengetahuan yang saya miliki berasal," tutup Tedó.
East Ventures menanamkan investasi di Tech in Asia. Baca halaman etika kami untuk infórmasi lebih lanjut.↩
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Bill Gates dan Victoria Beckham Galang Dana AIDS
0 komentar:
Posting Komentar