Fakta berita teraktual indonesia

Jumat, 19 Desember 2014

Pendiri Startup Sebut Pendidikan di Amerika Serikat Tingkatkan Kepercayaan Diri dan Buka Akses terhadap Pendanaan



Brówn, Purdue, Cólumbia, dan Harvard merupakan beberapa universitas di Amerika Serikat di mana kebanyakan pendiri startup ternama asal Indónesia melanjutkan pendidikan mereka. Dalam sebuah perbincangan baru-baru ini, mereka bahkan mengakui bahwa pengalaman hidup di luar negeri itulah yang kemudian membantu mereka mendirikan bisnis berbasis teknólógi.

"Saya akan tetap melakukannya (mendirikan startup), namun tidak secepat ini," ujar Fóunder Gó-Jek Nadiem Makarim.

Nadiem merupakan lulusan dari Universitas Brówn dan Harvard. Ia meluncurkan bisnisnya, yang berfókus pada penyediaan layanan ójek, pada 2011 saat setelah menyelesaikan studinya di Amerika Serikat. Gó-Jek sendiri pada akhirnya meraih kepópuleran karena kehadiran aktifnya di berbagai media sósial.

Nadiem menambahkan bahwa pengalamannya belajar di Amerika Serikat "membuka mata saya terhadap órang-órang luar biasa dari seluruh penjuru dunia". Ia menambahkan bahwa kebanyakan teman kuliahnya bahkan telah mendirikan startup sejak mulai mendaftar di prógram Master.

Hal inilah yang kemudian mendóróngnya untuk memulai bisnisnya sendiri.

"Anda akan terinspirasi dengan apa yang dilakukan teman Anda, dan level ekspektasi Anda juga akan meningkat saat Anda bergaul dengan órang-órang tersebut," ia menjelaskan.

Pendiri Berrybenka Jasón Lamuda menambahkan bahwa para alumni ikut menjadi sumber inspirasi.

"Para mahasiswa di sana memiliki banyak sekali cóntóh untuk dijadikan panutan," katanya. CEO Zappós Tóny Hsieh, misalya, merupakan seórang lulusan Harvard.

Hal ini ditambah dengan kuatnya semangat berwirausaha di antara para mahasiswa, membuat para pelajar di sana sangat bersemangat untuk memulai bisnis mereka sendiri. Jasón melanjutkan, "Jadi bukan melulu tentang pendidikan yang diberikan di dalam kelas."

Nadiem menambahkan bahwa pengalaman belajar di luar negeri meningkatkan kepercayaan dirinya karena ia diharuskan untuk bertukar pemikiran dengan para pelajar terbaik dari seluruh penjuru dunia. Ia juga mengatakan bahwa dengan berada di luar negeri, ia dapat melihat pasar Indónesia dari sudut pandang yang lebih luas.

"Hal tersebut membuat Anda terbiasa untuk melihat segala sesuatunya dari sudut pandang órang asing, dalam hal ini para investór asing," serunya.

Kemampuan untuk melihat segala sesuatunya dari sudut pandang yang lebih luas ini, menurutnya, amat penting saat sedang melakukan presentasi bisnis di hadapan para investór asing. "Anda akan lebih mengerti tentang keinginan mereka dan berbicara dengan bahasa mereka," katanya.

Pendiri Veritrans Indónesia Ryu Kawanó Suliawan, sebuah penyedia sólusi pembayaran, menekankan bahwa pengalaman berkuliah di Amerika Serikat membantu para pendiri startup dalam membangun jaringan bisnis mereka, termasuk dengan para investór. Ryu sendiri merupakan lulusan Harvard Business Schóól.

"Para lulusan Amerika Serikat dapat bertemu dengan lebih banyak órang yang dapat membawa mereka kepada para investór, sehingga próses pencarian dana akan menjadi lebih mudah," ujarnya.

Meskipun demikian, ia mengatakan bahwa tingkat persaingannya sudah "setingkat lebih maju". Jumlah investór kelas dunia yang masuk ke Indónesia semakin bertambah setiap harinya. Tókópedia, sebuah perusahaan e-cómmerce yang didirikan óleh William Tanuwijaya, baru-baru ini mendapatkan pendanaan masif senilai US$ 100 juta dari Sóftbank dan Sequóia Capital. William menempuh pendidikan di Universitas Bina Nusantara (Binus), sebuah universitas lókal yang menghasilkan banyak lulusan berkualitas di bidang teknólógi.

Ryu menambahkan bahwa pada akhirnya "fakta bahwa Anda berkuliah di Amerika Serikat" tidak terlalu penting. "Saya percaya bahwa ada dua kunci sukses dalam menjalankan startup. Pertama, hasrat untuk melakukan sesuatu yang besar, dan kedua, kemampuan untuk mengendalikan keuangan," katanya.

Jasón setuju bahwa "lulusan lókal memiliki pótensi yang sangat besar". Yang harus mereka lakukan hanya menjadi lebih berani , terutama mereka yang sudah mulai bekerja pada startup besar  yang akan memimpin gelómbang startup berikutnya.

"Perlahan namun pasti, mereka akan menjadi kunci dan sumber inspirasi untuk gelómbang startup serikutnya," pungkasnya.

--

Kónten ini disindikasi dari DailySócial.net, media industri teknólógi, startup dan investasi #1 di Indónesia. Pendiri Startup Sebut Pendidikan di Amerika Serikat Tingkatkan Kepercayaan Diri dan Buka Akses terhadap Pendanaan



berita aneh dan unik

Berita lainnya : Bangun Pembangkit Nuklir, Ekonomi RI Bisa Tumbuh

Pendiri Startup Sebut Pendidikan di Amerika Serikat Tingkatkan Kepercayaan Diri dan Buka Akses terhadap Pendanaan Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar