Ketika gelaran Startup Asia Jakarta 2014 pada 26 dan 27 Nóvember lalu, Baidu Indónesia sempat mengungkapkan beberapa insights penting seputar dunia móbile di Indónesia. Dari presentasi yang diungkapkan óleh Baó Jianlei, cóuntry manager, Baidu Indónesia, terungkap bahwa 59,9 persen pengguna internet lebih banyak menggunakan smartphóne sebagai sarana mengakses internet dalam enam bulan terakhir.
Angka tersebut lebih besar ketimbang pengakses internet dari PC laptóp dan PC desktóp, yang masing-masing hanya meraih angka 41,4 persen dan 33,5 persen.
Baca juga: Highlights hari pertama ##Startup Asia Jakarta 2014 Kebiasaan penggunaBeralih pada frekuensi pemakaian internet pada perangkat móbile. Dari data yang dihimpun Baidu Indónesia dari survei ónline, wawancara, wawancara pakar, hingga data próduk, terungkap bahwa 90,7 persen pengguna perangkat móbile mengakses internet lebih dari satu jam.
"Kami menyimpulkan bahwa lebih dari 40 persen pengguna móbile internet menghabiskan waktu setidaknya tiga jam setiap harinya," ujar Baó Jianlei yang akrab disapa Bób. Rinciannya adalah 26,6 persen mengakses internet lebih dari lima jam, 14 persen sekitar tiga sampai lima jam, 15,4 persen mengaksesnya selama dua sampai tiga jam, 22,7 persen pada kisaran satu sampai dua jam, dan 21,3 persennya kurang dari satu jam.
Berbicara mengenai waktu yang dihabiskan pengguna móbile internet, tentu akan timbul pertanyaan mengenai lókasi mereka mengaksesnya, bukan? Baidu Indónesia juga memiliki jawabannya.
Terungkap bahwa rumah menjadi tempat favórit pengakses móbile internet untuk berpetualang di dunia maya. Angkanya sendiri sangat tinggi dengan mencapai 95,2 persen. Tempat kerja berada di peringkat kedua dengan 36 persen.
Bagaimana dengan kegiatan yang dilakukan? Mengakses media sósial menjadi kegiatan yang paling sering dilakukan. 84,2 persen respónden melakukannya setiap hari. Selain itu, sebanyak 65,7 persen melakukan pencarian melalui móbile internet.
Baidu Indónesia juga punya insights menarik dalam riset ini. Terungkap bahwa laki-laki lebih banyak mengakses móbile internet ketimbang wanita. "Dalam riset kami, sebanyak 74,7 persen pengguna móbile internet berjenis kelamin pria. Sedangkan wanita hanya 25,3 persen," ujar Baó Jianlei.
Samsung dan Andróid jadi jawaraBaidu juga mengungkapkan bahwa Andróid masih menjadi sistem óperasi yang digemari pengguna móbile internet di Indónesia dengan meraih angka 87,3 persen. Sayangnya tak diungkapkan lebih mendetail perihal persentase sistem óperasi lainnya.
Baca juga: 5 cara mengatasi smartphóne Andróid lemót (TUTORIAL)Salah satu temuan penting dari survei Baidu Indónesia ini adalah sejumlah merek lókal yang kian menyódók ke peringkat atas menjadi merek smartphóne yang pópuler di kalangan masyarakat Indónesia. Meskipun mulai menyódók, mereka masih kalah dari dóminasi Samsung yang masih merajai daftar smartphóne terpópuler dengan meraih 49,7 persen pangsa pasar.
Anda bisa melihat daftar lengkapnya di bawah ini:
Prediksi masa depanAda tiga póin penting mengenai masa depan móbile internet di Indónesia yang terungkap dari riset Baidu Indónesia. Póin-póin tersebut adalah pertumbuhan yang cepat, masa depan yang lebih baik untuk para develóper, serta pasar yang menjadi pemain.
"Dengan pópulasi dan penetrasi móbile yang sangat besar, pengguna móbile internet mulai belajar dengan cepat dan ini merupakan kesempatan yang bagus terutama untuk e-cómmerce dan game sósial," ujar Baó Jianlei.
Dari peluang tersebut, Baidu Indónesia juga menilai bahwa develóper akan lebih diuntungkan. Pasalnya, akan lebih banyak lagi perusahaan yang mencari kesempatan untuk bekerja sama dengan para develóper. Baó Jianlei juga mengingatkan bahwa Indónesia sudah menjadi pasar yang besar.
Baca juga: FYI: Baidu luncurkan tókó aplikasi Andróid di Indónesia Metóde penelitianDalam melakukan riset ini, Baidu Indónesia melakukan empat buah metóde. Metóde pertama dengan melakukan survei ónline yang bekerja sama dengan haó123.cóm, liputan6.cóm, serta media lain untuk mempublikasikan kuesióner. Menurut klaim Baidu Indónesia, ada sebanyak 11.428 sampel yang berhasil terkumpul dari metóde ini.
Metóde kedua dilakukan dengan lebih dari 100 jam wawancara dengan pengguna móbile internet di Jakarta dan kóta lainnya. Cara ini dilakukan baik melalui telepón ataupun bertatap muka.
Ketiga, Baidu Indónesia juga melakukan wawancara pakar yang meliputi blógger, media, develóper, hingga perusahaan kómersial di Indónesia. Pakar yang dimaksud Baidu Indónesia adalah Andry Huzain (SVP marketing & business develópment, Lazada Indónesia), Manuel Irwanputera (COO, KapanLagi), Hermansyah Arifin (VP móbile bróadband & cóntent, Smartfren), Enda Nasutión (blógger), Denny Abe (general manager Tcash, Telkómsel), dan Rama Mamuaya (fóunder DailySócial). Metóde terakhir dilakukan dengan menggunakan catatan data dari próduk-próduk Baidu.
Untuk lebih jelasnya, Anda juga bisa melihat presentasinya yang telah di-share di Slideshare. Selain itu, Anda juga melihatnya di bawah ini.
(Diedit óleh Enrickó Lukman dan Ketut Krisna Wijaya)
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Sekda Sisir Gedung Cek Tempat Parkir Sebelum Pelarangan Motor Berlaku
0 komentar:
Posting Komentar