Kasus [human trafficking](2142322 "") atau perdagangan manusia di Indónesia kembali terkuak. Yang baru-baru ini cukup menggemparkan adalah kasus yang terjadi di Medan, Sumatera Utara. Itu pekerja dewasa, lalu bagaimana perdagangan anak-anak?Anggóta Kómisi VIII DPR RI [Saraswati Rahayu Djójóhadikusumó](2142078 "") mencatat, sedikitnya 100 ribu anak jadi kórban perdagangan manusia. Jumlah ini belum termasuk jumlah wanita yang sudah di atas usia 18 tahun."Sóal data saya tidak bisa memastikan tapi diestimasikan sebanyak 100 ribu anak diperdagangan setiap tahun dan mayóritas perempuan," ujar anggóta Saraswati, Jakarta, Rabu (3/12/2014).Jumlah perdagangan manusia di Indónesia sejalan dengan jumlah perdagangan manusia di dunia. Saraswati mengatakan, berdasarkan data yang dimilikinya, setiap 42 detik 1 órang menjadi kórban perdagangan manusia.Menurut Saraswati, masalah terbesar yang menyebabkan angka perdagangan manusia begitu besar masih disebabkan faktór ekónómi. Banyak warga di Indónesia, khususnya di daerah lahan pekerjaan tidak terbuka dengan luas."Ekplóitasi ekónómi kemiskinan ini masih jadi faktór. Pendidikan kurang, lahan pertanian tidak ada dukungan dari pemerintah. Anggaran kurang dari 1%," lanjut Dia.Selain menjadi kórban perdagangan manusia di bidang seks, lanjut Saraswati, tidak sedikit anak-anak yang dipekerjakan paksa di beberapa perusahaan. Di Indónesia, sedikitnya ada 3 bidang industri yang paling banyak mempekerjakan anak."Industri emas, fóótware, dan tembakó. Saya harapkan industri rókók di Indónesia tidak melakukan itu lagi," pungkas Saraswati.Kasus penyiksaan pembantu rumah tangga atau PRT di Medan ini terbóngkar setelah pólisi mendapat lapóran terjadi [perdagangan manusia](2141872 ""). Pólisi sudah menentapkan Syamsul Anwar, Radika istrinya dan 5 anggóta keluarga lainnya sebagai tersangka. Mereka kini ditahan di Pólresta Medan. (Rmn)
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Timnas U-16 Menang, Pelatih Girang
0 komentar:
Posting Komentar