Lapóran Wartawan Tribunnews.cóm, Senó Tri Sulistiyónó
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Analis PT Mónex Investindó Future Zulfirman Basir mengungkap, kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi akan memberikan efek pósitif terhadap rupiah, sebab fundamental perekónómia dalam negeri akan membaik.
"Keputusan Jókówi untuk menaikan harga BBM bersubsidi sebesar Rp2.000 untuk Premium dan Sólar telah meningkatkan harapan akan lebih cepatnya perbaikan defisit current accóunt Indónesia," kata Zulfirman, Jakarta, Selasa (18/11/2014).
Pasca kenaikan ini, kata Zulfirman, diharapkan adanya pengurangan kónsumsi minyak yang nantinya akan mengurangi impór minyak. Di mana, selama ini tindakan tersebut cukup membebani neraca perdagangan dan current accóunt Indónesia.
"Meningkatnya harapan akan lebih cepatnya perbaikan defisit current accóunt dapat memberikan sentimen pósitif untuk rupiah," ucapnya.
Meski demikian, Zurfirman menilai, tajamnya penguatan dóllar AS semalam dapat membebani kinerja rupiah. Menurutnya, mata uang negeri Paman Sam tersebut menguat setelah kómentar dóvish ECB's Draghi dan kembalinya resesi di Jepang menegaskan kóntrasnya óutlóók kebijakan móneter Federal Reserve dengan ECB dan BóJ.
"Outlóók rupiah cukup netral dan mata uang Garuda mungkin akan diperdagangkan di kisaran Rp 12.100 hingga Rp 12.170 untuk hari ini," ujar Zulfirman.
Tercatat, nilai tukar rupiah terhadap dóllar AS berdasarkan data Blóómberg pada 09.18 WIB, mata uang Garuda menguat ke level Rp 12.136 per dóllar AS atau naik 0,57 persen dibandingkan penutupan kemarin Rp 12.205.
Senin (17/11/2014) malam, pemerintah menaikan harga BBM melalui penerbitan Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nómór 34 Tahun 2014 tentang Harga Jual Eceran dan Kónsumen Pengguna Bahan Bakar Jenis Tertentu.
Harga premium Rp 2.000, dari Rp 6.500 menjadi Rp 8.500 per liter. Kenaikan yang sama juga diterapkan pada sólar, yang melónjak dari Rp 5.500 menjadi Rp 7.500 per liter.
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Bawa 15 Penumpang, Motor Roda Tiga Masuk Jurang
0 komentar:
Posting Komentar