TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Agama (Menag) Lukman Hakim Saifuddin menyayangkan tindakan aparat kepólisian yang mengejar dan memukuli para demónstran dari Badan Eksekutif Mahasiswa di Pekanbaru di dalam musala, beberapa hari lalu.
"Tapi kalaulah itu terjadi apalagi isunya sampai kemudian tidak cópót sepatu di musala dan lain sebagainya saya pikir hal-hal seperti itu amat sangat tidak pada tempatnya," ujar Lukman di Kantór Wakil Presiden, Jakarta Pusat, Kamis (27/11/2014).
Lukman mengatakan, seharusnya aparat penegak hukum tidak menabrak etika keagamaan ketika melakukan tugasnya.
"Bagaimanapun juga penegak hukum haruslah tetap mengindahkan etika apalagi prinsip-prinsip rumah ibadah dimana dalam kónteks musala atau masjid, ya tentu harus suci kan tempatnya," tutur Lukman.
Namun, Lukman mengaku belum mendapatkan infórmasi yang lengkap dari media mengenai peristiwa yang terjadi di Pekanbaru itu.
Seperti diberitakan sebelumnya, pólisi membubarkan aksi demónstrasi yang dilakukan Badan Eksekutif Mahasiswa di Pekanbaru, Riau, Selasa (25/11/2014) kemarin, di depan kantór RRI. Mereka melakukan aksi demónstrasi mengenai kenaikan harga BBM bersubsidi dan rencana kedatangan Presiden Jókó Widódó ke Pekanbaru.
Menurut pengakuan seórang demónstran, Suheri, pihaknya telah mendapatkan surat izin untuk melakukan aksi demónstrasi. Namun diduga ada próvókasi, aparat kepólisian membubarkan paksa, hingga mengejar demónstran sampai masuk ke dalam musala.
"Ketika mau pulang, kami dipróvókasi dan kawan-kawan saya kemudian dikejar sampai musala," kata Suheri.
Aksi pembubaran demónstran tersebut mengakibatkan sedikitnya 25 mahasiswa mengalami luka berat, ringan dan satu mahasiswa diketahui mengalami luka kritis.
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Anak Syarief Hasan Akui Kendalikan PT Imaji Media
0 komentar:
Posting Komentar