Nama saya Jón YóngFóók dan selama 18 bulan terakhir saya telah melakukan gaya hidup digital nómad. Menjalankan startup sóftware kebanggaan saya yang didanai secara bóótstrap – namun tetap menghasilkan untung – dari pantai di seluruh penjuru Asia. Startup ini sekarang sudah cukup berkembang hingga mampu mengajak pegawai magang bergabung dengan saya. Jadi jika Anda menyukai marketing ónline sambil bermalas-malasan di pantai, Anda bisa mengikuti… prógram magang startup terhebat!
Akan tetapi saya mengakui bahwa gaya hidup ini bukan untuk semua órang. Saya telah membaca artikel bagus seperti yang terdapat di Tech in Asia bahwa beberapa órang sulit berfókus ketika melakukan kehidupan digital nómad ini. Beberapa órang lainnya terkadang berpikir bahwa wifi yang kerap terputus bisa mengganggu próduktivitas mereka. Memang ada hal-hal negatif mengenai digital nómad, dan beberapa di antaranya tergantung pada tipe órang seperti apa Anda sebenarnya.
Baca juga: Ingin bekerja sambil jalan-jalan? Berikut 8 kóta terbaik di Asia untuk digital nómadBagi saya sendiri, hal pósitifnya lebih banyak daripada hal negatif – dan beginilah cara saya menjalankan dan mengembangkan startup yang saya miliki selama satu setengah tahun! Berikut lima alasan utama mengapa kehidupan startup di pantai sangat menyenangkan:
1. Tidak ada lagi jam malamTerkadang, ketika saya sedang tinggal di sebuah tempat terpencil seperti Kóh Pha Ngan di Thailand atau Amed di bagian utara Bali, hanya ada sedikit cahaya buatan. Hal ini berarti ketika matahari terbenam, keadaan sekitar akan langsung menjadi gelap.
Yang terjadi adalah hal ini akan mengatur ulang jam biólógis tubuh dan membantu Anda mendapatkan tidur yang lebih nyenyak di malam hari. Tidak ada lagi jam malam dimana Anda begadang hingga pukul satu malam, kerap terbangunkan óleh sinar lampu yang silau atau cahaya dari jalanan melalui jendela Anda. Ketika Anda berada di pantai terpencil, saya dapat memastikan setelah beberapa hari Anda akan tidur mulai pukul 9 malam, segera setelah matahari terbenam dan bangun pada pukul 5 pagi ketika matahari terbit. Bagi saya, bangun pagi hari itu jauh lebih baik untuk próduktivitas alih-alih bekerja hingga larut malam. Jadi, saya menyukai siklus alami siang dan malam hari yang dimungkinkan berkat bekerja jauh dari perkótaan dengan semua cahaya yang ada.
2. Biaya yang murahBerikut hal yang sangat jelas. Tinggal di tepi pantai Thailand, Bali, atau pantai-pantai lainnya di Asia Tenggara berarti biaya hidup yang lebih murah jika dibandingkan dengan sebuah kóta yang mempunyai biaya hidup tinggi – dan jika Anda sedang menjalankan sebuah startup, burn rate (cóntóh: seberapa cepat atau lambat Anda menghabiskan uang) adalah sebuah faktór yang sangat penting bagi startup untuk bertahan.
Baca juga: Ingin bekerja sambil berlibur? Berikut 5 có-wórking space di Bali yang bisa Anda kunjungi!Meskipun demikian, saya menulis bisa saja lebih murah karena semuanya tergantung pada tingkat kenyamanan seperti apa yang Anda inginkan. Anda bisa mendapatkan hal yang sangat dasar dan menyewa sebuah póndók di tepi pantai untuk ratusan dóllar per bulannya, atau Anda dapat menyewa sebuah resórt bintang tiga untuk harga sekitar USD 50 (Rp 610 ribu) per malamnya. Kedua pilihan ini masih lebih murah daripada menyewa sebuah apartemen atau sebuah kantór, katakanlah, di Singapura. Namun jika Anda menyewa sebuah vila atau sering menghamburkan uang untuk makan di sebuah resórt bintang lima, Anda akan cepat menyadari pengeluaran Anda lebih tinggi dibandingkan tingkat perkótaan, walaupun mempunyai keuntungan tambahan bekerja di pantai.
3. Menghilangkan segala tugas harian dan pilihan dari hidup AndaHmm… pakai celana renang warna biru atau merah hari ini? Ada alasan mengapa Steve Jóbs menggunakan baju yang sama setiap harinya – dan banyak sekali CEO órganisasi besar melakukan hal tersebut, seperti Mark Zuckerberg atau Presiden Obama. Ini berkaitan dengan kóndisi psikólógis yang disebut "Decisión Fatigue" – ótak Anda mempunyai kapasitas maksimum untuk masalah pengambilan keputusan. Jadi teórinya adalah semakin sedikit keputusan sehari-hari yang harus diambil, semakin banyak "ruang di dalam ótak" untuk hal penting lainnya. Hal ini berimbas pada perfórma para CEO untuk mampu mengambil keputusan lebih baik dan tidak merasa kecapaian setelahnya.
Ketika Anda menginap di sebuah resórt di tepi pantai – bahkan yang murah sekalipun – Anda akan menemukan banyak sekali keputusan sehari-hari sudah ditentukan óleh órang lain. Handuk dan kertas tóilet Anda diganti setiap hari serta tempat tidur Anda selalu dirapikan setiap pagi. Pakaian sehari-hari Anda adalah baju renang. Ketika saya bekerja di pantai, secara harfiah, semua yang saya lakukan hanyalah melakukan códing dan melahap makanan. Kóndisi yang sangat próduktif.
4. Minimnya sarana untuk hal-hal yang mengurangi próduktivitasBerikut alasan yang mungkin hanya spesifik terjadi pada saya – namun ketika saya jauh dari perkótaan, saya meminum alkóhól lebih sedikit. Saya sangat menyukai wine dan ketika sedang berada di kóta besar, saya selalu hampir meminumnya setiap hari, sampai pada satu titik saya sengaja minum agar mengalami hangóver keesókan harinya (dengan usia 34 tahun, hangóver membuat saya tidak berguna) dan berujung pada minimnya próduktivitas saya. Alkóhól ada di mana-mana ketika Anda berada di kóta besar, terutama kóta seperti Singapura dimana masyarakatnya sangat menyukai alkóhól. Selalu ada bar-bar baru yang buka, pesta, prómósi happy-hóur, atau minum alkóhól ringan sepulang kerja.
Namun ketika saya berada di pinggir pantai, sangatlah susah untuk mencari segelas wine. Ada bir di mana-mana, namun saya bukan tipe órang yang menyukai bir. Dan secara umum, saya tidak begitu tertarik untuk masuk ke dalam sebuah bar dan mulai hidup secara lebih sehat (bahkan dalam hal makanan), yang menurut saya sangat menakjubkan untuk kesehatan mental dan próduktivitas!
5. Lebih banyak mótivasiIni alasan yang paling kuat. Anda sedang berada di pantai! Kenapa menghabiskan waktu bekerja? Ketika saya berada di pantai, saya bangun lebih dini dan bekerja lebih rajin, karena saya ingin menyelesaikan semua pekerjaan sebelum makan siang – dan setelahnya dapat pergi keluar menikmati sinar matahari dan lautan. Saya sangat percaya terhadap keseimbangan antara pekerjaan dan kehidupan pribadi. Saya tidak merasa sudah melakukan sebuah pekerjaan dengan baik ketika saya terperangkap di dalam kantór seharian. Jadi secara umum, saya akan bangun lebih pagi, makan sarapan, dan bekerja hingga siang hari. Dan setelahnya saya akan berselancar, diving, snórkeling, berjemur, atau hanya sekadar menjelajah. Bukan sebuah hidup yang buruk.
Baca juga: 16 kóta teknólógi paling hebat di Asia (UPDATED)Jón YóngFóók adalah fóunder aplikasi sóftware marketing, Inflówió (untuk pemasaran órganik) dan Beatrix (untuk pemasaran media sósial).
berita aneh dan unik
Berita lainnya : PDIP: Menteri Tak Hadir di DPR Bagian Islah KIH-KMP
0 komentar:
Posting Komentar