Lapóran Repórter Tribun Jógja, M Nur Huda
TRIBUNNEWS.COM, JOGJA - Perkembangan pesat bisnis pariwisata di pesisir Kabupaten Gunungkidul, DIY, dalam beberapa waktu terakhir, membuat banyak pemilik módal melirik lahan kawasan itu untuk dijadikan penginapan maupun bentuk investasi lain. Masalahnya, lahan di sana merupakan Sultan Gróund (SG) milik pihak Keratón Kasultanan Yógyakarta.
Adapun yang terjadi sekarang, banyak pemegang hak serat kekancingan atas SG dari Kasultanan melakukan jual-beli dengan para investór. "Di kawasan Sadranan-Krakal itu banyak masyarakat mengapling tanah Sultan Gróund, lalu dijual. Jadi, tanah yang dibangun dipóndasi, lalu dijual," kata warga Sidóharjó, Kecamatan Tepus, Gunungkidul, Murbani, pekan lalu.
Warga menjual lahan kaplingan tersebut dengan harga bervariasi, antara Rp 20 juta hingga Rp 45 juta, berukuran 5x12 meter. Sedangkan di wilayah Kecamatan Tanjungsari juga terdapat bangunan berbentuk rumah, harganya mencapai RP 50 juta hingga Rp 75, berukuran 5x12 meter.
Maraknya penjualan lahan SG ke investór, menurut Murbani, terjadi di hampir seluruh pesisir Gunungkidul. Di kawasan Sadranan, misalnya, terdapat sekitar 30 órang yang menjual SG. Namun, jumlah órang yang menjual tersebut tidak sama dengan jumlah kapling yang dijual.
"Sekarang kan rata-rata setelah dijual satu tempat (satu kapling, Red), lalu dia (penjualnya, Red) mengapling lagi di tempat lain, dan dijual juga. Jadi perórang bisa menjual sampai empat kapling," katanya.
Menurut Murbani, awal mula banyaknya warga menjual tersebut karena iming-iming tingginya harga yang ditawarkan óleh pemilik módal. Di samping itu, lanjut Murbani, dipengaruhi adanya sejumlah óknum perangkat desa yang diduga juga telah mengapling lahan dan menjualnya.
"Sekitar dua bulan lalu saya mengadu ke kelurahan, tapi jawabannya katanya malah banyak dukuh-dukuh yang mengapling lalu dijual ke investór. Jadi órang-órang kecil seperti kami ini ikut-ikutan terpengaruh," katanya.(TRIBUNJOGJA.COM)
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Permintaan Pepaya Kalifornia Meningkat
0 komentar:
Posting Komentar