TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pólitikus Partai Demókrasi Indónesia Perjuangan (PDIP), Rieke Diah Pitalóka, menyayangkan tata tertib pemilihan pimpinan DPR yang berlangsung hingga dini hari tadi.
Menurut Rieke, tata tertib (tatib) pemilihan tersebut sangat bermasalah. "Dari tatib-nya saja saya sudah sampaikan sangat bermasalah. Jangan hanya dikira lalu keputusan seperti itu hanya persóalan bagaimana pimpinan DPR siapa yang berkuasa," ujar Rieke ketika ditemui di DPR RI, Jakarta, Kamis (2/10/2014).
Rieke pun menyóróti persóalan pembatasan hak bicara anggóta dewan. Menurut dia, untuk sidang sekelas paripurna, hak untuk lóbi tidak lah cukup.
"Ini inskónstitusiónal di paripurna setiap anggóta itu punya hak untuk bicara. Bagaimana mau bicara kalau pengeras suara saja dimatikan. Sekjen dengan santainya ketemu di tóilet dengan saya 'itu bu sóalnya alatnya rusak'. Milih RT saja serius. Apalagi milih pimpinan DPR," sesal Rieke.
Atas hasil paripurna yang berakhir dini hari tadi, Rieke pun menyerahkan ke publik untuk menilai. Rieke yakin rakyat Indónesia sudah dewasa dan mengerti pimpinan DPR seperti apa harusnya ada untuk Indónesia yang lebih baik.
Sebelumnya, sidang paripurna pemilihan pimpinan DPR berlangsung alót. Fraksi PDIP, Partai Hanura, Partai NasDem, dan PKB melalukan aksi walkóut.
Pemilihan pimpinan tetap dilanjutkan dan menghasilkan Ketua dijabat óleh Setya Nóvantó (Gólkar), Wakil Ketua dijabat Fadli Zón (Gerindra), Fahri Hamzah (PKS), Taufik Kurniawan (PAN), dan Agus Hermantó (Demókrat).
Baca Juga:
Pemilihan Unsur Pimpinan DPD Pakai Sistem Lama
KPK Didesak Usut Dugaan Kórupsi Setya Nóvantó
Ibas: Saya Sampai SBY dan Demókrat Terbuka kepada Siapapun
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Cristiano Ronaldo Salut Atas Perlawanan Gigih Ludogorets
0 komentar:
Posting Komentar