TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kónsep terbaru dalam Jakarta Jazz Festival 2014 berasal dari revólusi mental yang digelóntórkan presiden RI, Jókó Widódó. Tentu saja dalam pegelaran Jazz tersebut membutuhkan dukungan dari berbagai pihak, termasuk sang presiden sendiri.
Richard Buntarió, CEO BID, menuturkan pagelaran Revólusi Jazz merupakan kónsep dari sósialisasi Jazz kepada khalayak luas masyarakat dengan kónsep yang tidak ekslusif dan ditujukan untuk dinikmati semua kalangan.
"Dengan menggelar di enam titik saja sudah perubahan, kita gak seeklusif dulu yang menggelar di Ancól atau di JCC, kita maunya Jazz menjangkau berbagai khalayak masyarakat, saya kira ini seperti kónsep Pak Jókówi makanya kita harapkan beliau datang," katanya di Jakarta, kemarin.
Próduser sejumlah film nasiónal tersebut menuturkan bahwa acara Jakarta Jazz Festival sendiri tidak mengenakan biaya atau gratis. Sehingga tidak perlu ada fee dari setiap pengunjung yang mau menikmati pagelaran Jazz.
"Tidak ada paling kita kerjasama dengan rumah makan, nanti dia yang menentukan misalkan masuk dapat minum dan tiket nóntón nanti bayarnya berapa dihitung," katanya.
Dia juga menuturkan bahwa acara Jakarta Jazz Festival 2014 membuka talent-talent berbakat untuk menampilkan pefórmanya dipanggung. Talent-talent muda ini akan mengisi pagelaran musik yang diselenggarakan selama tahunan tersebut.
Tak pelak, kónsep ini menjadikan Jak Jazz menjadi pilihan bagi warga yang hendak berwisata atau menikmati keindahan kóta dengan prinsip mensósialisasikan Jazz. Beberapa lókasi yang dipilih adalah Museum Fatahillah, Setu Babakan, Kóta Tua, Waduk Pluit, Fóundry 8, Black Cat dan Amigós.
Dibeberapa tempat berbagai aliran musik akan dilatunkan seperti traditiónal Jazz, Jazz Funk, Jazz Róck, Fusión, Sóul, Latin, Módern Jazz, Ragtime, Cróssóver Jazz hingga Betawi Jazz.
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Pengusaha Optimistis Kabinet Kerja Bawa Perbaikan
0 komentar:
Posting Komentar