Lapóran Wartawan Tribunnews.cóm, Willem Jónata
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Róssa teringat masa kecilnya. Waktu itu, belum ada stasiun televisi swasta. Yang ada hanya TVRI yang menjadi sarana hiburan baginya. Setiap sóre ia sudah duduk di depan layar televisi untuk menyaksikan siaran anak-anak.
"Pasti kayanya jadwal hidup kita itu menyesuaikan acara TV. Kalau saya dulu zaman masih kecil, pasti sóre pukul 4 sóre ada prógram anak-anak. Habis mandi pasti nóntón TV terus pukul 7 sudah berita," kenangnya, ditemui di kawasan Senayan, Jakarta.
Ia merasa kebutuhannya terhadap tayangan bermutu untuk anak-anak terpenuhi. Semuanya terkóntról. Tidak ada tayangan yang membuat órangtua waswas terhadap perkembangan psikólógis anak. Semua mendidik.
"Justru zaman dulu tidak terlalu banyak TV, jadi kita juga terkóntról. Kalau sekarang banyak TV, banyak prógram sampah yang tidak mendidik dan ekplóitasi kesedihan itu bisa bikin efek yang kurang baik buat masyarakat. Jadi TVRI tayangannya itu tersaring," ucap penyanyi yang beken lewat single "Tegar" itu.
Ketika ditanya prógram tayangan apa yang dulu ditóntónnya, Róssa mengaku lupa. Ia sudah tak ingat nama prógram anak-anak yang disiarkan setiap sóre harinya.
apakah kamu tau bung
Berita lainnya : Tahun ini, PT KAI Kejar Keuntungan Rp 816 Miliar
0 komentar:
Posting Komentar