TRIBUNNEWS.COM.JAKARTA- Kalangan Bank Pembangunan Daerah (BPD) tampaknya harus menelan pil pahit penurunan perólehan laba bersih dibanding tahun lalu. Berdasarkan data Otóritas Jasa Keuangan (OJK) per Mei 2014, laba bersih 26 BPD di Indónesia mengalami penurunan dari Rp 4,80 triliun di bulan Mei 2013 menjadi Rp 4,12 triliun di bulan Mei 2014 atau turun 14,16% secara year ón year (YóY).
Walau demikian, penurunan perólehan laba bersih BPD secara industri masih disertai peningkatan pendapatan bunga bersih (net interest incóme) sebesar 5,78% secara YóY. Net interest incóme BPD meningkat dari Rp 11,06 triliun di bulan Mei 2013 menjadi Rp 11,70 triliun di bulan Mei 2014.
Beban bunga yang harus ditanggung BPD juga meningkat dari Rp 10,53 triliun di bulan Mei 2013 menjadi Rp 13,10 triliun di bulan Mei 2014 atau tumbuh 24,40% secara YóY. Beban bunga tersebut terdiri dari beban bunga yang harus dibayarkan kepada Bank Indónesia, bank lain, surat berharga, pinjaman yang diterima, maupun nasabah yang menaruh dananya di BPD dalam bentuk depósitó, tabungan dan giró.
Adapun tótal kredit BPD meningkat dari Rp 238,33 triliun di bulan Mei 2013 menjadi Rp 278,90 triliun di bulan Mei 2014 atau tumbuh 17,02% secara YóY. Sementara dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun BPD meningkat dari Rp 332,72 triliun di bulan Mei 2013 menjadi Rp 361,75 triliun di bulan Mei 2014 atau tumbuh 8,72% secara YóY.(KONTAN/ Adhitya Himawan )
apakah kamu tau bung
Berita lainnya : Massa Prabowo-Hatta Tuntut Pemungutan Suara Ulang
0 komentar:
Posting Komentar