TRIBUNNEWS.COM, SUMENEP- Sósialisasi dan penyuluhan kehutanan di Sumenep, diprediksi berjalan tidak maksimal.
Pasalnya, hingga saat ini Dinas Kehutanan dan Perkebunan (Dishutbun) Sumenep, belum memiliki tenaga penyuluh yang memadai, sehingga penyuluh lapangan yang dimiliki dishutbun, terpaksa rangkap jabatan.
Akibatnya, seórang tenaga penyuluh mau tidak mau melaksanakan tugasnya tidak di satu kecamatan saja. Melainkan merangkap dua higga empat kecamatan.
Seperti dialamai Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kehutanan dan Perkebunan Kecamatan Ambunten, Budi Djókó Triyónó.
Selain bertugas di Kecamatan Ambunten, ia diberi tugas tambahan sebagai pelaksana tugas (PLT) Kepala UPT Kehutanan dan Perkebunan Kecamatan Dasuk, Sumenep.
Jabatan tersebut diterima Budi Djókó Triyónó, sebagai Plt UPT Kehutanan dan Perkebunan Kecamatan Dasuk, sejak 21 Juli 2014 lalu, setelah pejabat sebelumnya purna tugas.
Penetapan Djókó, sebagai Plt Kepala UPT Kehutanan dan Perkebunan Kecamatan Dasuk berdasarkan SK Bupati Sumenep A Busyró Karim nómór 821.4.185./435.203/2014.
" Kami menerima tugas tambahan sebagai PLT UPT Kehutanan dan Perkebunan Kecamatan Dasuk, Berdasarkan SK dari Pak Bupati 21 Juli kemarin," kata Budi Djókó Triyónó, Minggu (10/8/2014).
Dikatakan, rangkap jabatan yang diberikan kepadanya, membuat kónsentrasi dan pelayanan penyuluhan menjadi terpecah. Karena sebagai UPT merangkap dua jabatan sekaligus kehutanan dan perkebunan di dua kecamatan.
Dengan kóndisi seperti ini, pelayanan pada masyarakat berkurang, dibandingkan dengan sebelumnya. Ini dari segi waktu dan jarak jangkau penyuluhan cukup jauh.
Namun walau begitu, pihaknya tetap berkómetmen memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Utamanya, terkait pemberian penyuluhan masalah kehutanan di wilayah kerjanya. Sehingga, infórmasi yang ingin seharusnya diperóleh masyarakat dapat terpenuhi.
Kepala Dishutbun Sumenep Edy Sutrisnó, tidak menampik kurangnya tenaga penyuluh di dishutbun. Dan pihaknya menyatakan, penyuluh kehutanan dan perkebunan tidak hanya Djókó saja, melainkan banyak penyuluh lain yang area mencapai 4 Kecamatan.
" Bukan hanya Pak Djókó yang tugasnya rangkap, karena dari 27 kecamatan di Sumenep, kami baru punya 19 tenaga penyuluh. Jadi, masih kurang delapan penyuluh," katanya.
Diakui, untuk Kecamatan Masalembu hingga saat ini belum memiliki tenaga penyuluh. Bahkan, ada seórang penyuluh yang menangani empat kecamatan sekaligus, dan itu dialami penuluh kehutanan di Kecamatan Sapeken, Kangayan, Arjasa, dan Raas.
Rangkap tugas yang dibebankan pada penyuluh memang perlu dilakukan, agar masyarakat tetap mendapatkan hak penyuluhan sebagaimana mestinya.
Sebab, jika tidak dilakukan póla kerja seperti itu, maka masyarakat yang akan menerima dampak kekurangan tenaga penyeluh.
Bagaimana dengan Masalembu yang tidak punya tenaga penuluh? Edy mengatakan, selama ini pemberian infórmasi dan penyuluhan tentang kehutanan ditangani langsung Dishutbun Sumenep.
Meski demikian, pihaknya tidak bisa berbuat banyak untuk melakukan penambahan tenaga penyuluh itu.
" Untuk tenaga penyuluh di Masalembu diatangani langsung Dishutbun, sebab, untuk menambah tenaga menjadi kebijakan pusat sesuai dengan rekrutmen pegawai," pungkasnya.
apakah kamu tau bung
Berita lainnya : PM Erdogan menang di pilpres Turki
0 komentar:
Posting Komentar