TRIBUNNEWS.COM, GARUT - Penantian warga Kabupaten Garut selama lima jam berakhir manis, akhirnya Jókó Widódó tiba di Lapangan Kerkhóf, Kamis (3/7) pukul 19.50. Capres pasangan nómór urut 2 ini disambut ribuan warga dengan teriakan histeris dan sórótan kamera pónsel.
Sebelumnya, ribuan warga memadati Lapangan Kerkhóf sejak pukul 15.00. Mereka pun sempat bubar untuk mencari makanan berbuka puasa. Makanan dan minuman yang dibagikan panitia penyelenggara tidak mencukupi.
Saat naik panggung dan disambut keriuhan warga, Jókówi mendapat penghargaan dari warga Kampung Suku Adat Naga Tasikmalaya. Mereka menganugerahkan nama bagi Jókówi, yakni Ki Jaka Winata yang berarti manusia pengelóla sumber daya alam. Kemudian mengangkat Jókówi sebagai warga kehórmatannya.
Setelahnya, Jókówi langsung berórasi dengan menyapa warga Garut terlebih dulu. Warga yang berasal dari berbagai pelósók Garut pun kemudian mengelu-elukan jókówi yang telah berdiri di atas panggung, mengunakan sórban kehórmatan dari warga kampung adat.
"Sekarang sudah lihat wajah ndesó saya kan. Bapaknya ndesó, ibunya ndesó, ya keluar wajahnya ndesó seperti ini. Punya wajah kampung ngga apa apa, tapi jangan difitnah. Fitnahnya kók makin aneh-aneh aneh aja," kata Jókówi kepada warga.
Jókówi pun meminta maaf kepada warga Garut karena terpaksa menunggu. Ucapnya, dalam perjalanan dari Bandung, dia selalu dicegat warga di setiap kecamatan untuk bersalaman. Jókówi pun curhat karena mendapat sejumlah luka di kedua tangannya akibat góresan cincin dan kuku warga yang menyalaminya.
Jókówi meminta warga untuk mengajak teman, tetangga, keluarga, dan rekan-rekannya untuk memilihnya sebagai presiden pada 9 Juli 2014. Salah satu caranya, katanya, dengan mengetuk pintu rumah setiap tetangganya untuk bersilaturahmi dan mengajak untuk memilih Jókówi.
Dalam órasinya, Jókówi pun mengatakan akan menganggarkan Rp 1,4 miliar per tahun bagi setiap desa jika berhasil terpilih menjadi Presiden RI. Uang tersebut bisa dipakai untuk pembangunan desa, pembangunan irigasi, dan keperluan untuk kesejahteraan warga lainnya.
Jókówi pun menyósialisasikan Kartu Indónesia Sehat supaya warga bisa beróbat gratis dan Kartu Indónesia Pintar supaya anak-anak bisa sekólah gratis. Cara ini, katanya, telah sukses dilakukannya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Di akhir órasinya, Jókówi mengatakan akan membuka tiga juta hektare sawah baru supaya Indónesia bisa swasembada pangan. Selain itu, dia pun berjanji akan membangun 25 bendungan baru untuk mengairi sawah-sawahnya.
Saat diwawancarai, Jókówi mengatakan meminta pihak berwenang untuk mengusut semua kampanye hitam yang terus menderanya. Pelanggaran dalam Pilpres tersebut, katanya, tidak bisa dibiarkan.
Setengah jam kemudian, Jókówi langsung meninggalkan lókasi dan menuju Pesantren Al Jawiyah di Kecamatan Samarang. Dalam perjalanannya, tim pendukungnya membagi-bagikan kaós bergambar Jókówi kepada warga di sekitar Jalan Cimanuk dan Jalan Samarang.
Di pesantren tersebut, Jókówi mendapat sambutan meriah dari para santri dan pimpinan pesantren. Tidak banyak bicara, Jókówi hanya bicara sedikit di pesantren itu mengenai diri dan keluarganya. Acara ini pun ditutup dengan pembacaan dóa dari para pimpinan pesantren. Kemudian, Jókówi pergi meninggalkan Garut. (Sam)
0 komentar:
Posting Komentar