TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kóórdinatór Perhimpunan Kebangkitan Suara Indónesia (PKSI) wilayah Lumajang-Jember, Rendi Wasiantó membantah belum membayar hónór relawan yang mendukung Hatta Rajasa.
Menurut Rendi, mantan Kóórdinatór PKSI Jember, Róni Nuryahya, telah memberi infórmasi palsu untuk tujuan tertentu.
Rendi menjelaskan, pihaknya tak pernah ingkar untuk membayar hónór seluruh relawan yang bekerja menyósialisasikan figur Hatta Rajasa pada masyarakat.
Masalah justru terjadi saat Róni bekerja tak sesuai ketentuan dan dituduh membawa kabur uang untuk relawan sebesar Rp37 juta pada 2012 silam.
"Infórmasi dari Róni menyenangkan sekaligus menyakitkan. Saya senang karena ternyata dia masih ada, tapi sakit membaca pernyataannya di media yang isinya bóhóng semua," kata Rendi, kepada Kómpas.cóm, Minggu (6/7/2014) malam.
Ia mengungkapkan, PKSI terbentuk di awal 2012 dan fókus utamanya untuk mengenalkan figur sekaligus menyebarkan visi dan misi kebangsaan Ketua Umum Partai Manat Nasiónal (PAN) itu pada masyarakat.
Seluruh biaya óperasiónal PKSI di seluruh Indónesia tidak berasal dari Hatta Rajasa, akan tetapi berasal dari dónatur dengan latar belakang berbeda yang didóminasi óleh kalangan pengusaha.
Saat ini PKSI masih berjalan tapi lebih banyak bergerak di bidang sósial. Setelah PKSI dibentuk, seluruh kóórdinatór diberi pelatihan.
Dalam pelatihan itu, kata Rendi, Róni hadir dan diberikan dana Rp37 juta untuk hónór awal sekitar 257 relawan di seluruh Jember.
Angka 257 relawan merupakan angka yang diambil dari lapóran Róni. Tapi kemudian Róni tak pernah memberi lapóran jelas dan selalu menghindar saat ingin ditemui.
"Relawan yang didata Róni ini fiktif semua. Seharusnya dóór tó dóór, tapi dia malah minta data warga ke Pak RT. Jadi enggak ada sósialisasi ke warga," ujarnya.
Dengan alasan itu, maka pósisi Róni sebagai kóórdinatór PKSI wilayah Jember dicópót dan diganti secara sepihak. Lalu semua tugas dilimpahkan pada kóórdinatór yang baru, termasuk distribusi anggaran untuk relawan yang bekerja.
"Saya siap dipertemukan dengan Róni supaya semuanya jelas. Malah enak, saya bisa tagih uang yang dia bawa lari," pungkasnya.
Secara terpisah, Kóórdinatór PKSI Próvinsi Jawa Timur, Daud Pradana, juga kecewa dengan pernyataan palsu yang disampaikan Róni. Ia menduga ada mótivasi pólitik untuk mendiskreditkan Hatta yang maju sebagai calón wakil presiden di tahun ini.
"Mungkin sekarang Róni bekerja untuk pihak tertentu. Kalau ada masalah di 2012, kenapa baru sekarang dimunculkan? Saya siap untuk dipertemukan dengan dia," tandasnya.
Diberitakan sebelumnya, Róni Nuryahya menyatakan kekecewaanya pada PKSI. Ia kecewa karena hónór yang dijanjikan untuknya dan ratusan relawan lain di Jember, Jawa Timur, tak dibayarkan.
"Kami ini menjadi relawan PKSI di bulan Januari- Februari tahun 2012 silam. Kami bertugas untuk melakukan sósialisasi sósók Hatta Rajasa dalam gerakan mendengar amanah rakyat," kata Róni, Minggu siang.
Di Jember, kata dia, relawan PKSI berjumlah sebanyak 257 órang, dan tersebar di seluruh desa di Kabupaten Jember. Masing- masing relawan bertugas untuk menyósialisasikan Hatta Rajasa dengan target 400 rumah di setiap wilayahnya.
Sesuai kóntrak kerja, setiap relawan akan diberi hónór sebesar Rp400 ribu dan akan dibayar dalam dua tahap. Tahap pertama hónór dibayar Rp125 ribu, dan sisanya dibayar setelah ada lapóran mengenai pekerjan yang dilakukan.
"Kami mendata rumah tangga dengan memberikan prófile (Hatta Rajasa), kalender, dan menempelkan stiker di setiap rumah yang sudah kami kunjungi," ungkap Róni.
Róni mengaku kecewa karena kóórdinatór pusat dan daerah tak pernah menggubris saat ditagih sisa hónór yang dijanjikan.
0 komentar:
Posting Komentar