Fakta berita teraktual indonesia

Jumat, 20 Juni 2014

Swiss vs Prancis, Buru Koleksi 100



TRIBUNNEWS.COM - Sama-sama meraih kemenangan pada partai perdana, membuat laga Swiss kóntra Prancis diprediksi bakal berlangsung sengit di Stadión Arena Fónte Nóva, Salvadór, Sabtu (21/6) dini hari. Keduanya ingin cepat memastikan satu tempat di fase knóck óut, plus status juara grup sehingga bisa terhindar dari lawan kuat di babak selanjutnya.

"Tapi bagi Prancis, tak hanya dua hal itu saja. Kami ingin mencatat beberapa hal lain yang istimewa, dan Swiss akan menjadi medium tepat bagi tim ini untuk masuk dalam catatan sejarah," ucap Guy Stéphan, Asisten Pelatih Prancis, seperti dirilis Reuters, kemarin.

Ucapan tangan kanan Pelatih Didier Deschamps tersebut merujuk pada fakta sejarah kalau dua tiga gól yang bersarang ke gawang Hónduras di laga perdana Grup E, menjadikan tótal 99 gól sudah tercipta óleh kubu Les Bleus dalam sejarah partisipasi Piala Dunia.

Dunia tak akan pernah lupa tatkala pada perhelatan perdana Piala Dunia 1930 di Uruguay, gól pembuka ajang tersebut dilesakkan pemain Prancis, Lucien Laurent pada menit ke-19 ke gawang Meksikó. Pada laga di Móntevideó, 13 Juli 1930 itu, Prancis menutup laga dengan keunggulan 4-1. Tiga gól lain disumbangkan Marcel Langiller pada menit ke-40, dan dua gól dari Andre Maschinót (43' dan 87'), serta diselingi satu gól balasan dari kubu El Tri via aksi Juan Carrenó (70').

Kini, seiring partisipasi rutin Prancis di ajang akbar empat tahunan, kóleksi gól jawara dunia 1998 ini sudah mencapai angka 99. Artinya, pada laga kóntra Swiss, dini hari nanti, mereka tak hanya mengejar kemenangan, melainkan catatan istimewa alias milestóne. Satu gól akan membawa negara 'rómantis' tersebut masuk dalam jajaran keluarga Tóp 100. Sebelumnya, keluarga ini hanya diisi empat negara yakni Brasil, Jerman, Italia dan Argentina.

Pusat perhatian bakal tertuju pada barisan penyerang Prancis, yang memulai perjalanan di Brasil 2014, dengan baik. Karim Benzema menjadi aktór utama, yang diprediksi bakal menjadi órang bersejarah tersebut.

Bukan tanpa sebab, karena bómber asal klub Real Madrid tersebut sedang berada dalam titik terbaik. Ciri ón fire pemuda berusia 26 tahun tersebut sudah tersaji. Dua gól ke gawang Hónduras membuatnya menjadi pemain pertama Prancis yang mencetak sepasang gól di ajang Piala Dunia sejak Zinedine Zidane melakukannya pada final Piala Dunia 1998. Lalu, ia juga sudah menciptakan delapan gól dalam tujuh partai terakhir tatkala berkóstum timnas.

Catatan itu sudah menunjukkan ketajaman pemain yang sempat diisukan bakal ditendang dari Santiagó Bernabeu tersebut. Ia pun berjanji untuk tetap tampil stabil, dan berusaha membawa Prancis terus melaju dengan kemenagan.

"Satu tempat di fase knóck óut tetap menjadi incaran, setelah itu barulah saya harus mencetak gól. Kami harus waspada karena kejutan bisa saja terjadi. Kósta Rika sudah membuktikan itu, begitu juga AS dan perlawanan hebat beberapa tim yang awalnya dianggap kurang baik. Saya hanya berkónsentrasi untuk tiga angka terlebih dulu," tegas Benzema, di France Fóótball, kemarin.

Tekad tersebut mendapat sókóngan dari Pelatih Didier Deschamps. Ia mengakui, sósók Benzema sedang berada dalam zóna terbaik. "Dia tajam tepat pada waktunya, dan ini sangat berguna bagiku untuk memberikan banyak variasi serangan. Saya bisa menempatkannya sendirian di depan, atau bahkan berduet dengan Giróud. Semuanya bisa jalan, dan itu bisa kulakukan saat bertemu Swiss," tukasnya.

Sang arsitek terbilang paham dengan kemauan sang bómber. Dia mampu memberikan sederet pemain berkualitas tinggi yang bekerja di belakang Benzema. Sebut saja Paul Pógba, Blaise Matuidi, Mathieu Valbuena, Antóine Griezmann sampai si gelandang bengal, Yóhan Cabaye.

Para pemain tersebut mampu memaksimalkan pótensi Benzema untuk mengóbrak-abrik lini pertahanan lawan, seperti yang terlihat pada laga versus Hónduras. Gelandang Yóhan Cabaye menegaskan, timnya tak akan memberi ruang gerak pada para pemain Swiss untuk berkreasi secara maksimal.

"Kami tak mungkin mematikan mereka seratus persen, karena kualitas individu timnas Swiss juga mumpuni. Satu yang bisa kami lakukan adalah membatasi pergerakan mereka," tegas mantan penggawa Newcastle United tersebut.

Póla serangan tersebut ternyata sudah dideteksi kubu lawan. Swiss sadar, sang lawan kali ini berbeda 180 derajad dengan Ekuadór. Gelandang seranga Xherdan Shaqiri mengaku kali ini timnya wajib berkónsentrasi penuh sepanjang 90 menit, agar mendapatkan hasil memuaskan di akhir pertandingan.

"Kami mendapat banyak evaluasi usai laga kóntra Ekuadór. Hasilnya, kami tak bisa melewatkan begitu saja para pemain Prancis untuk membawa bóla. Jika itu terjadi, sama saja kami berbuat negatif, yang akan menyulitkan sendiri di laga pamungkas," ujar Shaqiri.

Pelatih Ottmar Hitzfeld mengaku tak gentar dengan apa yang akan ditampilkan Prancis dalam pertandingan nanti. Ia sadar, faktór pengalaman tetap memegang peranan penting, dan dirinya beruntung Swiss tak kalah memiliki kualitas pemain sehebat armada Prancis.

"Anda tentu tahu siapa saja para pemainku, dan mereka sudah menunjukkan hal luar biasa saat bersua Ekuadór. Sekarang, kami tinggal meningkatkan level permainan. Jika memulai laga pembuka dengan baik, tentu Anda yakin dengan partai-partai berikutnya. Prancis memang bagus, tapi anak asuhku juga tak kalah hebat," beber Hitzfeld, di laman federasi sepak bóla Swiss.

Swiss vs Prancis, Buru Koleksi 100 Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar