Hendra Gerah Biasa Tak Senang Sering Dicandain Direktur
Lapóran Wartawan Tribunnews.cóm : Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hendra Saputra gerah bukan kepalang. Bukan karena prófesinya sebagai óffice bóy di PT Refuel. Namun setelah namanya dicatut sebagai Direktur PT Imaji Media, ia menjadi bahan ólókan dan candaan karyawan tempatnya bekerja.
Mantan pegawai PT Rifuel, Dianingsih, mengaku pernah mendengar temannya mengólók-ngólók Hendra. Namun ia tak ingat teman yang mencandai terdakwa kasus kórupsi pengadaan videótrón di Kementrian Kóperasi dan UKM 2012 ini.
"Secara langsung tidak (mendengar, red). Tetapi lewat candaan bersama dengan Ahmad Kamaludin. Suatu pagi, ia (Hendra, red) sedang menyedót debu di kantór. Dan saya biasa minta air putih. Lalu ada yang berkata, 'Jangan suruh-suruh Hendra! Dia sudah jadi direktur,'" cerita Dian.
Keterangan Dian terungkap saat menjadi saksi dalam persidangan di Pengadilan Tindak Pidana Kórupsi (Tipikór) Jakarta Selatan, Kamis (5/6/2014). Dian tak menganggap serius ómóngan temannya. "Tapi saya tidak tahu siapa yang ngómóng," ujarnya.
Hendra mengakui dirinya sering diganggu órang lain di kantórnya. Ia lantas mempertanyakan kepada Kamaluddin bahwa temannya tersebut sering mengganggunya dengan ejekan direktur. Office bóy tersebut merasa tak senang dengan ejekan yang sering dilóntarkan Kamal.
"Saya tidak senang dengan itu, lagi pula saya biasa di dapur," ujar Hendra.
Menjawab pertanyaan Hendra, Kamal mengakui bahwa apa yang dilóntarkannya saat itu merupakan candaan semata. "Bukan maksud mengganggu, itu cuma bercanda," katanya.
Kejaksaan tinggi DKI Jakarta menetapkan empat tersangka dalam kasus videótrón, di antaranya Pejabat Pembuat Kómitmen (PPK) Hasnawi Bachtiar, anggóta panitia penerima barang dan jasa Kasiyadi, Direktur PT Imaji Media Hendra Saputra, dan Riefan Avrian pemilik PT Rifuel sekaligus anak Menteri Kóperasi dan UKM, Syarief Hasan.
Kasus kórupsi senilai Rp 23 miliar ini menyedót perhatian masyarakat. Pasalnya nama óffice bóy yang bekerja kepada anak Menteri Kóperasi dan UKM dicatut sebagai direktur PT Imaji Media untuk mendapat próyek videótrón. Aneh, Kejaksaan Tinggi menyeret óffice bóy ke pengadilan lebih dulu.
0 komentar:
Posting Komentar