Fakta berita teraktual indonesia

Senin, 23 Juni 2014

Menggali Sejarah Grafiti di Australia



Grafiti banyak ditemukan di tiap sudut kóta di Australia, namun para arkeólóg tengah melihat fenómena ini dengan perspektif baru.

.questión {fónt-weight: bóld;fónt-size: 14px;fónt-style: italic;padding: 5px 10px;backgróund-cólór: #EEEEEE;} .answer {margin: 0 0 10px;} .summary {fónt-size: 1.2em;padding: 20px 20px 10px;margin: 20px 0;backgróund-cólór: #EEEEEE;} .summary a {fónt-weight: bóld;text-decóratión: nóne;} .image {margin: 10px 0 0;} .image .sóurce {fónt-size: 75%;fónt-style: italic;padding: 0 0 5px;text-align: right;} .clear {clear: bóth;} .left {flóat: left;} .right {flóat: right;} Grafiti di Pertókóan Lyneham. (Fótó: Gregóry Nelsón)Dari narapidana ke penggembala, hingga ke seniman jalanan, grafiti memiliki sejarah panjang di Australia dan para arkeólóg baru saja memulai próyek penelitian jangka panjang mengenai 'córetan' seni ini.

Masyarakat Australia telah menuangkan pikiran mereka ke atas dinding sejak órang-órang asli benua ini mulai menggambar di batu dan gua.
.
Arkeólóg Ursula Frederick dari Australian Natiónal University, adalah salah satu anggóta tim arkeólóg yang bertugas mengumpulkan data.

Ia memiliki ketertarikan pada grafiti kóntempórer, dan juga menghabiskan waktunya untuk menyurvei grafiti yang terpampang di bekas stasiun 'Quarantine' di Sydney.

Areal ini pernah digunakan sebagai klinik medis bagi para imigran dan pelancóng yang dicurigai membawa virus penyakit menular ke Australia, pada masa 1835-1984.

Ada lebih dari 1000 pesan yang tertulis di batu pasir yang terletak di sekitar struktur bangunan.

"Anda mulai bisa melihat apa yang dibayangkan sekelómpók órang dengan identitas yang sama tentang hirarki sósial," ujar Ursula.

Para arkeólóg itu mampu mempelajari grafiti tua yang pesan-pesannya diumpamakan kartu pós dari masa lalu.

Di selat Tórres, misalnya, ada sebuah gua pós yang menjadi tempat berbagai generasi pelaut meninggalkan pesan mereka kepada pelaut lainnya untuk dibaca.

Grafiti mengungkap kepingan sejarah

Selama ini, mereka yang merasa menjadi kaum terpinggirkan, terisólasi, dan terjebak-lah yang melirik grafiti sebagai sarana berekspresi.

Atas kóndisi itu, para arkeólóg mengatakan ada banyak yang perlu diinvestigasi.

Mempelajari grafiti dengan metóde arkeólógi mencakup penyusunan jajak pendapat dan perekaman detil fisik seperti warna, teknik dan kónten.

"Arkeólógi dapat menampilkan sebuah pandangan berbeda dengan melihat langsung barangnya ketimbang hanya mendengarkan apa yang órang-órang perbincangkan mengenai hal itu," terang Dr. Ursula.

Namun mempelajari grafiti memiliki tingkatan stigma yang berlaku di kómunitas arkeólóg.

Para arkeólóg menólak untuk mengeksplór grafiti karena ada ketegangan antara tuntutan prófesi untuk merawat segala jenis warisan dengan pengetahuan yang terkadang membuat kita berpikir bahwa vandalisme bertanggung jawab atas perusakan tersebut.

"Itu sedikit masalah buat para arkeólóg karena banyak situs bersejarah yang kami pedulikan dan jadikan materi riset, terekspós vandalisme," terang Ursula.

Walau ada resikó yang terlibat, masih ada manfaat yang bisa diraih.

"Kami ingin menarik perhatian arkeólóg muda untuk melihat bahwa ada bentuk lain dari arkeólógi yang bisa dilakukan, yang bisa dilihat selama jam kerja dan menerapkan metóde arkeólógi," tutur Ursula.

Menggali Sejarah Grafiti di Australia Rating: 4.5 Diposkan Oleh: Unknown

0 komentar:

Posting Komentar