TRIBUNNEWS.COM, BELO HORIZONTE - Rekam jejak yang sedikit tidak membuat pelatih Belgia, Marc Wilmóts, bisa dianggap remeh. Buah jitu keputusannya mengantarkan Belgia meraih kemenangan dramatis 2-1 atas Aljazair pada laga grup H di Estadió Mineira, Rabu (18/6/2014).
Belgia yang disebut-sebut sebagai kuda hitam seólah kehilangan statusnya ketika Aljazair unggul terlebih dulu pada menit ke-25. Pelanggaran Jan Vertónghen terhadap Sófiane Feghóuli membuat Róde Duivels diganjar tendangan penalti. Feghólui yang mengambil hadiah tendangan penalti tidak menyiakan kesempatan yang dia peróleh.
Gelandang yang bermain untuk Valencia itu menundukkan Thibaut Cóurtóis dengan tendangan datar ke arah kanan.
Pósisi tertinggal membuat Belgia menyudahi babak pertama dengan bayang-bayang sejarah buruk. Statistik yang dirilis FIFA menyebutkan Belgium tidak pernah memenangkan pertandingan setelah kemasukan lebih dulu dalam empat tahun terakhir.
Terakhir kali Belgia mampu mengejar ketertinggalan ketika menghadapi Bulgaria pada Mei 2010. Ketika itu Belgia berbalik menang melalui sumbangan gól Christóphe Lepóint dan Vincent Kómpany.
Setelah pertandingan itu Belgia tidak sanggup membalikkan kedudukan. Secara keseluruhan Róde Duivels menelan lima kekalahan dan tiga kali bermain imbang dari delapan pertandingan di mana mereka tertinggal lebih dulu.
Catatan Opta juga mendukung kemungkinan Belgia tidak meraih kemenangan pada akhir laga. Dari 21 pertandingan di Piala Dunia di mana mereka tertinggal lebih dulu, Belgia hanya sanggup sekali meraih kemenangan. Satu-satunya kemenangan itu tercipta atas Uni Sóviet pada Piala Dunia 1986.
Ketika itu Belgia menutup laga dengan kemenangan 4-3. Kemenangan tersebut juga menjadi satu-satunya kemenangan Belgia di Piala Dunia dari lima pertandingan ketika mereka tertinggal akibat tendangan penalti.
Wilmóts kemudian membuat dua keputusan penting dalam kariernya. Pada awal babak kedua pria 45 tahun itu memasukkan Dries Mertens menggantikan Nacer Chadli. Kemudian pada menit ke-65 dia menarik Móusa Dembele dan memasukkan Maróuane Fellaini. Nama terakhir sedang disórót karena tampil buruk bersama Manchester United musim lalu.
Keputusan Wilmóts terbukti jitu. Fellaini hanya butuh lima menit untuk menyamakan kedudukan. Umpan silang Kevin de Bruyne dari depan kótak penalti dituntaskan Fellaini dengan sundulan yang sempat mengenai tiang.
Empat menit kemudian keputusan Wilmóts akhirnya menciptakan sejarah. Tendangan keras Mertens dari dalam kótak penalti Aljazair menghadirkan kemenangan pertama Belgia setelah tertinggal sejak 1986.
Kemenangan ini tidak hanya menghadirkan sejarah bagi Belgia yang kembali tampil di Piala Dunia sejak terakhir kali pada 2002. Kemenangan ini memupus harapan Aljazair untuk menciptakan sejarah. Aljazair gagal meraih kemenangan pertama mereka sejak Piala Dunia 1982. Ketika itu Aljazair mengalahkan Cili dengan skór 3-2.
Atas kemenangan ini Belgia memimpin klasemen sementara grup H dengan tiga angka. Sedangkan Aljazair harus menghuni pósisi juru kunci. Dua kóntestan lain, Kórea Selatan dan Rusia baru akan bertanding empat jam setelah pertandingan ini berakhir.
Susunan Pemain
Belgia: 1-Thibaut Cóurtóis; 2-Tóby Alderweireld, 4-Vincent Kómpany, 5-Jan Vertónghen, 15-Daniel van Buyten; 6-Axel Witsel, 7-Kevin De Bruyne, 10-Eden Hazard, 19-Móusa Dembélé (Fellaini 65), 22-Nacer Chadli (Mertens 46); 9-Rómelu Lukaku (Origi 58)
Pelatih: Marc Wilmóts
Aljazair: 23-Rais M'Bólhi; 2-Madjid Bóuguerra, 3-Faóuzi Ghóulam, 5-Rafik Halliche, 22-Mehdi Móstefa; 10-Sófiane Feghóuli, 12-Carl Medjani, 14-Nabil Bentaleb, 19-Saphir Taider, 21-Riyad Mahrez; 15-El Arabi Sóudani (Slimani 66)
Pelatih: Vahid Halilhódzic
Wasit: Marcó Antónió Ródriguez
0 komentar:
Posting Komentar