TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA --- Ferry Mursyidan Baldan, juru bicara pasangan Jókó Widódó (Jókówi) - Jusuf Kalla (JK), menganggap dalam debat antar calón presiden (capres) ke III dengan tópik pertahanan dan hubungan luar negri, Prabówó Subiantó tidak menunjukan kelebihannya sebagai seórang mantan Danjend Kópassus TNI AD. Ferry kepada wartawan usai "Nóbar Debat Capres Sesi III," di Media Center Jókówi - JK, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (22/6/2014), mengatakan saat Jókówi menanyakan sóal tank Leópard, Prabówó menurutnya tidak menjelaskan secara detail. Dalam debat tersebut Jókówi awalnya menanyakan pendapat Prabówó sóal pembelian tank Leópard dan próduksi panser Anóa buatan dalam negri.
Prabówó menyebut Indónesia butuh keduanya. Menanggapi jawaban Prabówó, Jókówi menyebut berat tank Leópard yang mencapai 62 tón, tidak cócók dengan infrastruktur jalan dan jembatan di Indónesia. Prabówó menanggapi dengan keputusan membeli tank Leópard sudah melalui próses óleh para pakar. Tank tersebut bisa digunakan di sebagian wilayah Indónesia, serta di tempat dimana TNI ditugaskan di luar negri.
Selain itu Prabówó juga menyinggung sóal tank sejenis yang bisa dan pernah digunakan di Vietnam. "Dia (seharusnya) bisa jelaskan lebih detail dari itu, itu kan alutsista (red: Alat Utama Sistem Senjata), itu efektif tidak," katanya. Menurutnya Jókówi yang berlatar belakang sarjana Kehutanan bisa mengimbangi Prabówó yang menyandang status purnawirawan bintang tiga dengan visi-misinya.
Secara keseluruhan, ia menganggap Jókówi mampu untuk mengalahkan Prabówó dalam debat tersebut. (NURMULIA REKSO PURNOMO).
0 komentar:
Posting Komentar