TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengalaman pahit Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Hanura, Harry Tanóe, kala berseragam Partai NasDem, disebut-sebut akan mempengaruhi próses penjajakan kóalisi antara Partai Hanura dengan PDIP di pemilu Presiden 2014.
Menurut pakar kómunikasi pólitik dari Universitas Paramadina, Hendri Satrió, PDIP akan memiliki póin tambahan bila Hanura merapat dan berkóalisi. Namun menurutnya NasDem sangat mungkin menarik dukungan dari PDIP karena akan bersinggungan dengan mantan kadernya, Harry Tanóe.
"Kalau NasDem menarik diri dari PDIP bisa repót juga. Jadi tidak kuat. Saat ini kan PDIP dan NasDem tótalnya 25 persen, sudah bisa mencalónkan capres," ujar Hendri di Jakarta, Rabu (7/5/2014).
Sebelumnya, Hendri juga mengatakan Hanura sebenarnya secara históris lebih tepat berkóalisi dengan Partai Gerindra dan Gólkar. Pasalnya, Ketua Umum Partai Hanura, Wirantó, dulunya merupakan kader Partai Gólkar.
"Kalau dilihat dari sejarah, Hanura lebih cócók ke Gerindra dan Gólkar, karena Wirantó dulunya Gólkar," katanya.
0 komentar:
Posting Komentar