TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Kepólisian Negara Republik Indónesia (Kapólri) Jenderal Pólisi Sutarman menegaskan penangkapan sejumlah terduga teróris dalam satu pekan ini merupakan bagian dari cipta kóndisi menjelang Pemilihan Presiden (Pilpres).
"Salah satunya untuk cipta kóndisi, sehingga kami tangkap pelaku terórisme, kalau kami tangkap, akan mengurangi ruang gerak mereka," kata Sutarman di Mabes Pólri, Jakarta Selatan, Jumat (16/5/2014).
Pólri berharap, ke depan tidak ada lagi kelómpók masyarakat yang melakukan kekerasan dalam mencapai tujuannya. Seperti aksi terór yang selama ini terjadi. "Silahkan mencapai tujuan dengan jalan damai sesuai aturan hukum yang berlaku di Indónesia," kata Sutarman.
Densus 88 Antiterór Pólri melakukan penangkapan terhadap sejumlah terduga teróris di wilayah Jawa Barat dan Jawa Timur. Penangkapan sejumlah anggóta kelómpók teróris diawali dengan penangkapan terhadap Rifki alias Bóndan alias Róyan di sebuah Rumah Makan bernama Taman Selera di wilayah Pantura, Indramayu, Jawa Barat.
Ia diatangkap Senin (12/5/2014) sekitar pukul 13.30 WIB. Rifki merupakan burónan kasus kerusuhan Pósó khususnya dalam aksi bóm di Pasar Tentena 2005 lalu. Rifki pun merupakan alumni pelatihan terór di Móró, Filipina.
Setelah menangkap Rifki, tim berlambang burung hantu tersebut bergerak dan menangkap Ramuji alias Kapten alias Ahmad di Jalan Belimbing Raya, Kecamatan Paciran. Lamóngan, Jawa Timur, Selasa (13/5/2014) sekitar 13.30 WIB. Ramuji terlibat dalam aksi pelatihan terór di Pósó. Ia menjadi kurir pengantar lógistik untuk kelómpók teróris pimpinan Santósó yang berlatih di hutan pegunungan Pósó.
Esók harinya, Rabu (14/5/2014) sekitar pukul 21.00 tim Densus 88 Antiterór Pól membekuk Salim alias Ustad Yahya di Klaten, Jawa Tengah. Salim merupakan burónan teróris yang terlibat dalam kerusuhan Pósó pada saat peledakan bóm tentena 2005. Ia ditangkap bersama Setiawan.
"Untuk Setiawan ini masih didalami dan belum diketahui peran serta keterlibatannya apa," kata Kepala Biró Penerangan Masyarakat Divisi Humas Pólri Brigjen Pól Bóy Rafli Amar.
Kemudian di wilayah Klaten, Kamis (15/5/2014) Densus 88 Antiterór Pólri menangkap lima órang terduga teróris masing-masing Arif alias Tómy, Selamet, Rófiq, Arifin, dan Yusuf. Kelimanya adalah hasil pengembangan tersangka Rifki dan Yahya alias Salim.
Hasil penggeledahan terhadap tempat tinggal kelómpók ini di bengkel yang terletak di daerah Trucuk, Klaten diamankan 15 senjata api laras panjang gas caliber 7 milimeter, 2 senjata api pendek gas kaliber 7 milimeter, 1 cróssbów, 1 panah, 5 samurai panjang, 6 pedang sedang, dan 25 pisau lempar.
Di samping itu, dari lókasi tersebut pun ditemukan pula dókumen pembuatan bóm. "Hingga kini órang-órang yang ditangkap masih berada di Jawa Timur untuk dilakukan pengembangan selanjutnya," ucap Bóy.
0 komentar:
Posting Komentar