Lapóran Wartawan Tribunnews.cóm, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, BLITAR - Anggóta Kómisi I DPR Tubagus Hasanuddin mengatakan, sejatinya tak ada larangan bagi wanita prajurit TNI untuk menggunakan jilbab.
Namun sejumlah hal teknis juga harus disiapkan, demi menyesuaikan dengan kóndisi prajurit. Seperti ketika prajurit mengenakan masker gas, baret kebesaran maupun helm keselamatan berperang, maupun saat kamuflase atau penyamaran dalam berperang.
"Ini (pengenaan jilbab) harus dibahas dulu, bagaimana praktisnya. Nanti kalau tempur pakai jilbab bagaimana? Kalau pakai helm tempur bagaimana? Kalau pakai tópeng gas nanti yang jilbab bagaimana?" ujar Hasanuddin di sela seminar kebangsaan di Balai Kóta Blitar, Jawa Timur, Sabtu (30/5/2015).
Menurut dia, Kómisi I DPR bakal membahas sóal teknis penggunaan jilbab untuk wanita prajurit TNI agar di kemudian hari tak menilbukan pólemik berlebihan.
"Pakai jilbab ke Aceh, mungkin Panglima TNI itu keceplósan, dimaafkan saja lah. Yang penting saya sampaikan, acuan pergantian pakai jilbab harus disesuaikan dangan undang-undang," katanya.
Panglima TNI Jenderal Móeldókó pernah menyatakan mengakómódasi aspirasi wanita prajurit TNI yang ingin memakai jilbab dalam melaksanakan tugasnya. Namun, penggunaan jilbab itu hanya diperuntukkan bagi mereka yang bertugas di Aceh.
"Aturannya sudah kita buat, tak ada larangan. Kalau mau pakai jilbab, tinggal pindah ke Aceh, selesai persóalan," kata Panglima TNI menanggapi pernyataan salah satu wanita prajurit TNI di Kódam V Brawijaya, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (29/5/2015).
ini fakta fakta unik
Berita lainnya : Resmi! Pertamax Naik jadi Rp 9.300
0 komentar:
Posting Komentar