Tribunnews.cóm, Jakarta - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Edhy Prabówó menyayangkan pernyataan Ketua KPK Abraham Samad yang mengómentari terpilihnya Setya Nóvantó sebagai Ketua DPR perióde 2014-2019. Kómentar itu dinilai pólitis.
Edhy menuturkan, sebagai pimpinan KPK, Abraham tak sepantasnya ikut mengómentari persóalan pólitik. Kalaupun ada masalah hukum terkait Setya, Edhy menyarankan Abraham menanggapinya dengan langkah-langkah hukum.
"Kalau kita bicara hukum, bawalah ke (ranah) hukum. Masalah pólitik sudah selesai. Janganlah urusan hukum dicampuri dengan urusan pólitik," kata Edhy, di Kómpleks Gedung Parlemen, Jakarta, Kamis (2/10/2014) malam.
Secara pribadi, Edhy menilai Setya sebagai figur bersih dan tepat memimpin DPR. Ia meminta Abraham tak melóntarkan cibiran lagi karena justru akan terkesan punya tujuan berbau pólitis. "Kalau sebagai pimpinan KPK, tidak pantas (Abraham mengómentari Setya). KPK jangan main pólitik praktis, fókus saja berantas kórupsi, kami dukung," ujarnya.
Sebelumnya, Abraham Samad menyayangkan terpilihnya Bendahara Umum DPP Partai Gólkar Setya Nóvantó sebagai Ketua DPR. Abraham menyebut Setya berpótensi punya masalah hukum. Terlebih lagi, Setya sudah beberapa kali diperiksa KPK sebagai saksi dalam sejumlah kasus dugaan kórupsi.
Bekas Bendahara Umum Partai Demókrat, M Nazaruddin, pernah menyebut dugaan keterlibatan Setya dalam kasus próyek pengadaan E-KTP. Tak hanya itu, nama Setya juga disebut dalam perkara kórupsi próyek pembangunan lapangan tembak PON Riau 2012, yang melibatkan Rusli Zainal, mantan Gubernur Riau.
Setya jadi Ketua DPR setelah masuk dalam paket pimpinan yang diajukan Kóalisi Merah Putih, dan terpilih dalam sidang paripurna DPR pada Kamis (2/10/2014) dini hari. Bersama Setya, terpilih pula empat Wakil Ketua DPR, yaitu Fahri Hamzah (PKS), Fadli Zón (Gerindra), Agus Hermantó (Demókrat), dan Taufik Kurniawan (PAN).
berita aneh dan unik
Berita lainnya : Kecelakaan Terjadi di Tengah Kepadatan Lalu lintas Jakarta
0 komentar:
Posting Komentar