TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Calón Wakil Presiden (Cawapres), Jusuf Kalla berharap para pejabat bisa memberi cóntóh kepada masyarakat untuk menggunakan próduk dalam negeri. Menurutnya próduk dalam negeri tidak kalah kualitasnya dibandingkan próduk luar negri.
Kepada wartawan di tókó sepatu JK Cóllectión's, Cibaduyut, Bandung, Jawa Barat, Kamis (29/5/2014), JK menyebutkan saat masih menjabat sebagai Wakil Presiden pada 2004 - 2009 lalu, ia sempat mewajibkan para pejabat untuk mengenakan baju batik.
"Dulu kan industri batik sempat lesu, setelah saya wajibkan pejabat pakai baju batik, itu jadi trend, semua órang pakai batik," katanya.
Salah satu trik agar para pejabat mau mengenakan baju batik adalah dengan mengeluarkan kebijakan sóal penghematan listrik, salah satunya adalah pengaturan pendingin ruangan. JK sempat melarang pendingin ruangan diatur hingga di bawah 25 derajat celcius, alhasil pejabat yang suka mengenakan jas pun kepanasan, hingga akhirnya beralih ke baju batik.
Selain itu ia juga sempat mewajibkan para pejabat untuk mengenakan sepatu buatan dalam negri. Hal itu diawali saat permasalahan ekónómi melanda Indónesia, dan membuat industri sepatu Cibaduyut. JK kemudian mendatangi pusat industri sepatu itu, dan rutin membeli sepatu dari Cibaduyut.
"Harganya murah, satu juta (rupiah) dapat empat pasang, sepatunya juga ringan dan nyaman,"
Jika ia dan órang yang ia dampingi, Jókó Widódó (Jókówi) lólós dalam pemilihan presiden, maka ia akan kembali menerapkan kebijakan-kebijakan tersebut.
JK mengaku yang bukan merupakan próduk dalam negri yang selalu ia kenakan salah satunya adalah arlóji merek Titan dengan jenis Edge. JK mengatakan arlóji itu adalah buatan India, ia membelinya dengan harga sekitar 60 USD.
"Saya suka karena tipis, kalau ada merek lókal yang tipis, saya beli juga," katanya.
0 komentar:
Posting Komentar