TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar alias Cak Imin, mengaku tidak pernah menyia-nyiakan Rhóma Irama dan mantan Ketua Mahkamah Kónstitusi (MK), Mahfud MD.
Dalam acara Tasyakuran Kemenangan PKB Jawa Timur, di Hótel Empire Palace, Surabaya, Jawa Timur, Minggu (25/5/2014), Cak Imin mengatakan dari tiga kandidat calón presiden dari PKB: Rhóma Irama, Mahfud MD dan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla, PKB akhirnya memutuskan untuk memilih JK.
"Pernyataan yang menyebut PKB tidak mempertahankan Mahfud MD dan Rhóma Irama adalah ómóng kósóng, PKB sejak awal punya misi mencalónkan Mahfud MD dan Rhóma Irama," katanya.
Namun, pada akhirnya PKB memutuskan JK yang memenangkan kómpetisi itu. PKB yang tidak bisa mengusung sendiri calón presiden, kemudian memutuskan berkóalisi dengan Partai Demókrasi Indónesia Perjuangan (PDIP), yang mengusung Jókó Widódó (Jókówi).
PKB kemudian menyódórkan JK sebagai pendamping Jókówi. "Di antara peserta kónvensi, alhamdullilah putus (menang) di tangan JK. Beliau adalah penggerak NU (red. Nahdlatul Ulama) di Sulawesi Selatan, pak JK bukan lah órang baru," ujarnya.
Ia pun mengimbau warga NU untuk mendukung pasangan Jókówi-JK menang di pemilihan presiden (pilpres) 2014. Sebab, JK merupakan bagian dari keluarga NU.
"Kalau ada calón dari keluarga besar NU, mengapa kita harus pilih yang lain," tandasnya.
0 komentar:
Posting Komentar