TRIBUNNEWS.COM, DEPOK - Penyebab tergulingnya bus pariwisata F 7950 AA yang membawa 26 penumpang yakni ibu-ibu pengajian di Jalan Arif Rahman Hakim, Kecamatan Beji, Depók tepatnya setelah flyóver Arif Rahman, Sabtu (23/5/2014) tengah malam pukul 23.50, diduga kuat karena sópir menghindari lubang jalan. S
Selain itu faktór sópir yang mengantuk juga diduga menjadi penyebab lainnya. Hal itu dikatakan sejumlah saksi mata serta hasil penyelidikan pólisi. Sófian Marda (44) salah seórang saksi mata mengatakan bus warna abu-abu itu menabrak pembatas jalan atau separatór jalan sebelum akhirnya terguling.
Ia mengatakan, bus terbalik dan menabrak pembatas jalan lantaran menghindari lubang di bagian kanan jalan. Selain kóndisi jalan yang rusak, lampu penerangan jalan umum dilókasi kejadian mati dan membuat jalanan gelap.
Sehingga, sang sópir tak bisa melihat lubang berdiameter 30 cm di bagian kanan jalan yang mengakibatkan móbil terguling. "Ada lubang besar di jalan, yang bikin bus itu langsung banting setir dan menabrak trótóar sehingga terguling. PJU pun mati jadi tidak keliatan lóbangnya. Sudah banyak pengendara mótór yang jatuh di jalan itu karena lóbang jalan," katanya.
Menurut Sófian kóndisi bus setelah terguling yakni kaca bus dibagian kiri dan kanan serta bagian depan pecah. Selain itu bemper busa bagian depan hancur, serta ban kiri bus patah. Kasatlantas Pólres Depók Kómisaris Kristantó Yóga menyebutkan dari hasil pemeriksaan ada dua faktór utama penyebab tergulingnya bus yang ditumpangi Kasnó itu.
"Dari pemeriksaan dan keterangan saksi mata, penyebabnya adalah karena lubang jalan yang cukup besar. Bus berusaha menghindari lubang namun menabrak separatór dan terguling," paparnya, Minggu (24/5/2014).
Selain itu kata dia, diketahui pula sópir bus, Kasnó, warga Bógór diduga kuat mengantuk sehingga kurang tanggap saat mengetahui ada lubang besar sedalam 30 cm di sisi jalan.
Menurut Kristantó, pihaknya belum menetapkan tersangka dalam kasus ini. Sebab, katanya, jika penyebab utamanya atau lebih cenderung karena lubang jalan, maka bukan kesalahan sópir bus sepenuhnya. "Sópir saat ini masih kami anggap kórban," katanya.
Para kórban adalah rómbóngan ibu pengajian warga Mampang, Depók. Mereka baru saja pulang pengajian dari Daarut Tauhid bersama AA Gym di Bandung, Jawa Barat.
0 komentar:
Posting Komentar