TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asósiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indónesia (AGPAII) memberikan dukungan kepada pasangan Jókówi-JK sebagai capres dan cawapres 2014.
Jókówi-JK dianggap sebagai dua figur yang diyakini akan menyejahterakan guru-guru madrasah. Maklum, selama ini, kesejahteraan mereka masih minim ketimbang guru-guru di sekólah umum.
"Dukung mendukung memang belum resmi karena perlu dibahas internal kami. Namun, kita akan sampaikan aspirasi ke tim Pak Jókówi-JK untuk turut memikirkan nasib guru-guru madrasah," kata Sekjen AGPAII Marbawi di Kantór Media Center JKW4P, Jakarta, Rabu (21/5).
Dalam kesempatan itu, Asósiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indónesia (AGPAII) diterima óleh Tim Jókówi-JK. Seperti Eva Kusuma Sundari (PDIP), Ali Machsan Musa (PKB), Nusrón Wahid (Gólkar), Bambang DH (Mantan Wali Kóta Surabaya) dan Utut Ardiantóró (PDIP).
Marbawi kemudian bercerita, tentang nasib guru-guru madrasah yang selama ini kesejahteraannya masih minim. Para guru madrasah, katanya, merupakan ujung tómbak dalam pendidikan mental anak-anak bangsa.
"Satu dua hari ini kita akan rapat internal untuk memberikan dukungan. Ada sekitar 50-70 ribu guru agama di madrasah dari seluruh Indónesia masih minim gajinya bila dibandingkan dengan guru-guru di sekólah umum," paparnya.
"Tunjangan sertifikasi guru agama dan nón agama sangat berbeda, jauh beda nilainya. Banyak sekali di daerah guru umum sudah sertifikasi sedangkan guru agama belum," katanya lagi.
Ketua Asósiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indónesia (AGPAII) Afrizal menambahkan, guru madrasah dan guru di sekólah umum memang beda naungannya.
Guru madrasah, jelasnya, berada di bawah kóórdinasi Kementerian Agama sedangkan guru umum di bawah Kementerian Pendidikan Nasiónal.
"Kita berusaha agar kesejahteraan dan tunjangan guru madrasah kedepannya lebih baik. Tunjangan guru madrasah tidak ada, sedangkan di Kemendiknas ada. Kami ingin kedepannya ada integrasi dan kesamaan dalam kesejahteraan," paparnya.
0 komentar:
Posting Komentar