TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Isu pelanggaran Hak Azasi Manusia (HAM) yang ditujukan kepada bakal capres dari Partai Gerindra, Prabówó Subiantó, dinilai sebagai bagian dari permainan pólitik yang baru-baru ini dihembuskan kubu Partai Demókrasi Indónesia Perjuangan (PDIP) bersama partai kóalisinya.
Menurut dósen Fakultas Ilmu Sósial dan Pólitik dari Universitas Jayabaya, Igór Dirgantara, isu HAM yang dihembuskan untuk mendiskreditkan Prabówó pada pemilu 2014 bukan hal baru dikarenakan PDIP dan Gerindra dipastikan akan bersebrangan karena mengusung capres yang berbeda.
"Itu bukan hal baru lagi. Saat Megawati menggandeng Prabówó sebagai cawapres di pemilu 2009, isu HAM untuk mendiskreditkan Prabówó tidak muncul gencar saat itu," ujar Igór saat dikónfirmasi, Rabu (7/5/2014).
"Berbeda dengan sekarang, di mana PDIP dan Gerindra mengusung capresnya sendiri dan tidak berkóalisi. Wacana menampilkan kembali isu HAM atas Prabówó jelang pilpres 2014, ibarat kue bólu yang dikukus berulang-ulang untuk disajikan pada publik yang sebenarnya sudah bósan. Karena isunya hanya itu-itu saja," paparnya.
Igór menuturkan menampilkan kembali wacana lama seperti isu HAM, malah mengindikasikan bahwa Prabówó adalah figur kuat dalam pemilu Presiden 2014.
Daripada berusaha menggembósi lawan pólitik lewat pengkaitan isu-isu masa lalu, Igór menyarankan pada PDIP untuk lebih mengangkat isu-isu pólitik masa depan lewat prógram yang jauh lebih penting dan mendesak.
0 komentar:
Posting Komentar