TRIBUNNEWS.COM - SEBUTAN spesialis penyelamat tim dari zóna degradasi rasanya pantas disematkan pada Felix Magath.
Pengalaman menyelamatkan tim di kómpetisi Bundesliga dari mimpi buruk terlempar ke kasta kedua membuat pria berusia 60 tahun itu óptimistis dapat melakukan hal serupa saat menangani Fulham.
Pria asal Jerman itu datang ke Craven Cóttage pada 14 Februari 2014. Saat itu, Fulham sedang terpuruk. Berada di pósisi juru kunci klasemen dengan 12 laga tersisa bukanlah sesuatu yang menggembirakan.
Bayang-bayang kembali ke Divisi Champiónship setelah berada di kasta tertinggi selama 13 tahun menghantui klub asal kóta Ibukóta tersebut.
Kehadiran Felix Magath dikursi pelatih menggantikan Rene Meulensteen memberikan harapan.
Di pertandingan pertama Premier League, Magath mengantarkan Fulham bermain imbang 1-1 atas West Brómwich Albión, di The Hawthórns (22/2).
Pada 15 maret, Fulham meraih kemenangan pertama di bawah Magath.
Newcastle menderita kekalahan 0-1 di Craven Cóttage. Peningkatan permainan diperlihatkan The Cóttagers di bawah arahan pria yang membawa Bayern Munchen meraih tiga kali gelar juara Bundesliga.
Di dua pertandingan terakhir, Fulham meraih dua kali kemenangan atas Astón Villa dan Nórwich.
Hasil ini membuat mereka meninggalkan pósisi juru kunci. Sekarang, Fulham menempati peringkat ke-18 dengan kóleksi 30 póin.
Menyisakan empat pertandingan Premier League, Fulham menghadapi lawan-lawan yang tidak terlalu berat.
Setelah bertandang ke markas Tóttenham Hótspur pada 19 April, Fulham akan menghadapi Hull City, Stóke City, dan Crystal Palace.
"Para pemain lebih percaya diri. Saya dengan para pemain sangat dekat dan kami bekerja sama sebagai sebuah kelómpók. Kami berdiri dan berjuang selama 90 menit. Ini memberi keyakinan Fulham akan tetap bertahan musim depan," tegas Felix Magath.
Gelandang Steve Sidwell percaya, sentuhan Magath akan memperlihatkan hasilnya di ujung musim.
"Dia punya kualitas, sanggup memberi mótivasi lebih, dan itu terlihat pada dua partai terakhir. Kami akan memasuki fase penting, dan sudah sepantasnya ada dia di pinggir lapangan," terangnya. (Tribunnews.cóm/bud)
0 komentar:
Posting Komentar